kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Sinar Harapan Bali bermodal Rp 800 miliar


Jumat, 22 Agustus 2014 / 06:35 WIB
Bank Sinar Harapan Bali bermodal Rp 800 miliar
ILUSTRASI. Makanan tinggi lemak adalah salah satu makanan yang dilarang bagi penderita radang sendi.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Mandiri, Taspen dan Pos Indonesia bakal merealisasikan pembentukan bank joint venture melalui Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) sebagai implementasi kerjasama. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, mengatakan, pihaknya akan melepaskan saham di BSHB melalui penerbitan saham terbatas (rights issue) kepada Taspen dan Pos Indonesia.

"Setelah rights issue, maka modal BSHB menjadi sekitar Rp 800 miliar," kata Budi, Kamis (21/8). Saat ini, modal bank yang berpusat di Bali ini memiliki modal sekitar Rp 178 miliar per Juni 2014.

Taspen dan Pos Indonesia masing-masing akan menyuntikkan modal sebesar Rp 175 miliar, sedangkan Bank Mandiri akan menambahkan modal sebesar Rp 198 miliar - Rp 250 miliar.

Sedangkan dari sisi kepemilikan, Bank Mandiri akan menguasai BSHB sebesar 58% dari kepemilikan sebelumnya sebesar 98%. Sedangkan Taspen akan memiliki saham 20,2%, dan Pos Indonesia memiliki saham 20,2%. Lanjut Budi, pihaknya akan mengajukan izin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk perubahan kepemilikan saham baru pada BSHB.

Jika tidak aral melintang, BSHB gabungan dari Mandiri, Taspen dan Pos Indonesia akan mulai operasional pada tahun 2015 mendatang menjadi bank pensiunan. Tardi, EVP Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri, mengatakan, tahap awal, pemegang saham BSHB akan membidik pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 20%-30%.

"Kami akan mengincar simpanan dari pensiunan, serta pemberian kredit kepada para pensiun," ucap Tardi. Pihaknya tidak khawatir dengan persaingan bisnis pensiunan dengan bank lain, seperti Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Bukopin. Pasalnya, jumlah pensiunan di Indonesia semakin bertambah, artinya porsi nasabah yang dibidik akan semakin luas.

Tardi menambahkan, pihaknya telah menyiapkan strategi dengan memanfaatkan jumlah cabang Mandiri, Taspen dan Pos. Serta akses kepada nasabah-nasabah pensiunan melalui data-data nasabah dari Taspen. "Selain itu, kami juga akan menambah jumlah cabang untuk mencakup daerah-daerah yang belum terjangkau untuk para pensiunan," ucap Tardi.

Budi Setiawan, Direktur Utama Pos Indonesia, menuturkan, Pos Indonesia menyalurkan pembayaran sekitar 700 ribu pensiunan dan akan membentuk pertumbuhan portofolio kredit pensiunan bank joint venture ini. Adapun, pelayanan bank pensiunan milik perusahaan-perusahaan BUMN ini akan memanfaatkan cabang dari masing-masing pemilik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×