Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan nasional terus menggenjot pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI), yang kini menjadi salah satu mesin pertumbuhan utama selain pendapatan bunga.
Pendapatan ini bahkan bisa menyumbang lebih dari separuh total pendapatan non-bunga bank.
Ambil contoh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN. FBI bank yang fokus di sektor pembiayaan perumahan ini menyumbang 81% dari total pendapatan non-bunga pada Mei 2025.
Baca Juga: Menilik Strategi Bank Bermodal Mini Genjot Pendapatan Fee Based Income
Sekretaris Perusahaan BTN, Ramon Armando, menyampaikan bahwa FBI BTN pada periode tersebut mencapai Rp 1,28 triliun, tumbuh 8,56% secara tahunan (YoY).
“Pertumbuhan FBI didorong oleh peningkatan transaksi di segmen treasury, wealth management, bancassurance, dan digital banking,” ujar Ramon kepada Kontan.co.id, Kamis (3/7).
Secara khusus, FBI dari transaksi digital BTN tercatat sebesar Rp 82,43 miliar atau naik 20,66% YoY.
Kontribusi ini berasal dari berbagai kanal digital BTN seperti Bale by BTN, Bale Merchant, dan agen laku pandai BTN, yakni Bale Agen.
Melihat tren pertumbuhan tersebut, BTN menargetkan kontribusi FBI digital bisa mencapai 40%–50% terhadap total pendapatan non-bunga, dengan nilai transaksi diproyeksikan menembus Rp 200 miliar hingga akhir 2025.
Baca Juga: Bank Besar Catat Pertumbuhan Fee Based Income di Kuartal I-2025, Ini Pendorongnya
Tak ketinggalan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI juga mencatatkan kinerja FBI yang impresif.
Sekretaris Perusahaan BSI Wisnu Sunandar mengungkapkan, FBI BSI pada Mei 2025 mencapai Rp 2,74 triliun, tumbuh 35,97% YoY.
“Pertumbuhan tertinggi berasal dari bisnis emas,” ujar Wisnu.
Wisnu menjelaskan, kenaikan FBI BSI didukung strategi baru melalui layanan bullion bank, penguatan ekosistem haji dan umrah, serta digitalisasi layanan BSI Agen, aplikasi Byond by BSI, dan platform Bewize.
“BSI optimistis dapat terus meningkatkan FBI untuk menopang pertumbuhan bisnis berkelanjutan,” kata Wisnu.
Ke depan, BSI akan terus menggali potensi dari ekosistem halal secara menyeluruh, mulai dari pendanaan hingga pembiayaan dan transaksi.
Selain itu, ajang BSI International Expo 2025 disebut turut melahirkan berbagai inovasi yang mendorong FBI, seperti fitur pengajuan pembiayaan otomotif BSI Oto melalui aplikasi Byond by BSI.
“Tahun ini, kami terus mengoptimalkan transformasi dan integrasi produk di e-channel BSI agar akses masyarakat semakin mudah dan dari sisi perusahaan juga meningkatkan efisiensi serta FBI,” tambah Wisnu.
Baca Juga: Ditopang Transaksi Digital, Fee Based Income Perbankan Besar Terus Bertumbuh
Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA yang dikenal sebagai bank dengan pengguna layanan digital terbesar juga mencatat FBI tinggi.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, FBI BCA pada kuartal I-2025 mencapai Rp 4,8 triliun, naik 8,3% YoY.
Peningkatan ini sejalan dengan lonjakan frekuensi transaksi BCA yang tumbuh 19% YoY menjadi 9,9 miliar transaksi.
Khusus di kanal digital, transaksi mobile dan internet banking mencapai 8,8 miliar atau tumbuh 22,2% YoY, dengan nilai transaksi naik 14% YoY.
Selanjutnya: Plafon KUR Pengembang Perumahan UMKM Dinaikkan Jadi Rp 5 Miliar, Ini Detailnya!
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Senam Kegel untuk Wanita, Bikin Orgasme Lebih Baik!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
