kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Sinar jadi anak usaha patungan


Sabtu, 12 Januari 2013 / 08:49 WIB
ILUSTRASI. Pria bersenjata tajam serang kantor Adira Finance di Karawang, begini kronologinya


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Edy Can

JAKARTA. Rencana pembentukan anak usaha antara Bank Mandiri, PT Pos Indonesia dan PT Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) semakin matang. Jika tidak ada aral melintang, ketiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini segera menandatangani nota kesepahaman.

Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini, mengatakan pembentukan anak usaha akan direalisasikan tahun ini. "Kami ingin menjadi pemegang saham mayoritas," katanya, Kamis malam (10/1).

Menurutnya, Bank Mandiri akan menjadi koordinator sinergi tersebut. Mereka akan memegang saham lebih dari 40%. Sisanya, milik Pos Indonesia dan Taspen.
Zulkifli menuturkan, rencana pembentukan anak usaha itu berawal dari dua usulan.

Pertama, membentuk anak usaha baru dengan mengakuisisi bank. Kedua, pembentukan anak usaha baru dengan mengembangkan bank yang sudah ada, yakni Bank Sinar Harapan Bali. "Pada waktunya kami akan kembangkan anak usahanya. Bentuk anak usahanya itu bank," katanya.

Menurutnya, pembentukan entitas bisnis dari anak usaha yang sudah ada lebih mudah dibandingkan membeli perusahaan lain atau membentuk unit usaha baru. Maklum, proses akuisisi membutuhkan banyak prosedur. Misalnya, izin ke BI, uji tuntas, fit and proper test direksi dan pemegang saham.

Nantinya, anak usaha tersebut akan menjalankan bisnis di bidang finansial seperti keuangan inklusif, program kantor bank virtual di daerah yang tidak terjangkau atau branchless banking, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Bank Mandiri tidak kesulitan karena telah menyiapkan Bank Sinar sebagai branchless banking. Bank yang berpusat di Bali itu memiliki aset  Rp 1,08 triliun per September 2012 dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 20%. Tapi, pertumbuhan bisnisnya terbilang lambat. Kredit misalnya, hanya tumbuh 1% menjadi Rp 624 miliar dari posisi akhir 2011 senilai Rp 623 miliar dan DPK tumbuh 8% menjadi Rp 883 miliar.

Pencapaian tidak menggembirakan itu karena manajemen lebih memilih konsolidasi.  Sebelumnya, Presiden Direktur PT Pos, I Ketut Mardjana, mengatakan kerjasama itu bisa berupa pembentukan anak usaha patungan. Pos Indonesia juga bisa menyalurkan kredit mikro dari Bank Mandiri kepada nasabah pensiunan di Taspen (Harian KONTAN, 4 Januari 2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×