kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Sinarmas pacu pertumbuhan kredit UMKM 10%


Selasa, 24 Maret 2015 / 22:45 WIB
Bank Sinarmas pacu pertumbuhan kredit UMKM 10%
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu di sela-sela KTT ke-6 Konferensi tentang Langkah-langkah Interaksi dan Membangun Kepercayaan di Asia (CICA), di Astana, Kazakhstan 13 Oktober 2022.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Bank Sinarmas Tbk memacu perkembangan bisnis ritel dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tahun 2015 ini. Direktur Utama Bank Sinarmas, Freenyan Liwang menuturkan, sepanjang tahun bershio kambing kayu ini, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit ritel dan UMKM sebesar 8%-10%.

Sehingga, kata Freenyan, Bank Sinarmas menargetkan penyaluran kredit UMKM untuk aplikasi baru mencapai Rp 500 miliar. Ia bilang, strategi perseroan untuk mencapai target tersebut adalah dengan menyalurkan kredit ritel dan UMKM di 90 titik atau kantor cabang dari 382 kantor cabang Bank Sinarmas yang tersebar di Indonesia.

"Saat ini kami sudah menyalurkan kredit UMKM di 40 titik atau kantor cabang. Tahun ini akan diperluas menjadi 90 titik atau kantor cabang. Kami mulai salurkan UMKM masih fokus di Jawa, Sumatera dan Kalimantan," kata Freenyan, Selasa (24/3).

Freenyan bilang, perseroan menargetkan penyaluran kredit di setiap titik rata-rata sebesar Rp 20 miliar-Rp 30 miliar. Dengan target penyebaran di 90 kantor cabang Bank Sinarmas, maka di tahun 2015 ini, perseroan menargetkan penyaluran kredit UMKM dan ritel mencapai Rp 300 miliar-Rp 500 miliar.

Penyaluran kredit segmen UMKM ini, juga sebagai upaya perseroan untuk memenuhi persyaratan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan yang mengharuskan industri perbankan untuk menyalurkan kredit UMKM sebesar 20% pada tahun 2018.

"Kami optimis ini akan tercapai. Pengembangan kredit UMKM butuh waktu karena harus memperbesar jaringan. Jadi kami fokus menyalurkan kredit UMKM di 90 titik untuk tahun ini," ucapnya.

Lebih lanjut Freenyan mengungkapkan, hingga saat ini outstanding kredit segmen ritel dan UMKM di bank dengan kode emiten BSIM ini telah mencapai 6% dari total portofolio kredit. Debitur Bank Sinarmas saat ini mencapai 300.000 nasabah. Dari angka itu, debitur kredit UMKM sekitar 15.000 nasabah.

Rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) gross kredit segmen UMKM di Bank Sinarmas berada di bawah 2%. Menurut Freenyan, hal ini bisa dilakukan lantaran perseroan mengelola skor kredit dan melakukan monitoring pada kredit UMKM. Hal ini merupakan upaya pencegahan NPL yang dilakukan oleh perseroan.

Sementara itu, secara keseluruhan, Bank Sinarmas menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15%-20% sepanjang 2015. Angka ini lebih kecil ketimbang realisasi pertumbuhan kredit perseroan tahun lalu yang tumbuh sebesar 23%.

"Lebih rendah karena kami ingin memperbesar porsi kredit ritel dan UMKM-nya. Selama ini kami mayoritas menyalurkan kredit korporasi. Jadi angkanya kami turunkan sedikit, karena kredit ritel dan UMKM perlu perhatian dan pengawasan yang lebih tinggi. Kami juga perlu membangun jaringan kredit ritel dan UMKM," jelas Freenyan.

Realisasi kredit Bank Sinarmas tahun 2014 lebih kurang mencapai Rp 14,2 triliun. Karena itu, perseroan menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit secara keseluruhan sebesar Rp 16 triliun-Rp 17 triliun sepanjang 2015.

Sedangkan, untuk kredit sektor konsumsi, Bank Sinarmas mengakui terjadi sedikit penurunan. Hal ini tercermin dari menurunnya penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB). Namun, penurunan ini tidak hanya melanda Bank Sinarmas saja melainkan seluruh industri perbankan.

Sebab, kata Freenyan, secara makro, penyaluran KKB roda dua, roda empat dan juga pembiayaan alat berat mengalami penurunan yang hebat. Namun lantaran KKB yang disalurkan oleh Bank Sinarmas merupakan KKB motor dan juga mobil bekas, maka pengaruhnya tidak terlalu signifikan.

Secara umum, lanjut Freenyan, penurunan kredit konsumsi sepanjang tahun 2015 diperkirakan sebesar 20%-30%. Meski begitu, pangsa pasar KKB roda dua dan roda empat bekas, masih sangat bagus di Indonesia.

"Kami sasar segmen pembiayaan KKB roda dua dan roda empat bekas serta refinancing. Kami kerja sama dengan partner. KKB yang kami salurkan seluruhnya adalah kendaraan bekas tetap bukan karena butuh membeli motor atau mobil bekas tapi kebanyakan adalah refinancing. Memang ada sedikit pengaruh dari kondisi pertumbuhan ekonomi, tapi tidak sesignifikan KKB roda dua dan roda empat baru," ujarnya.

Karena itu, untuk mengimbangi penurunan kredit konsumsi, Bank Sinarmas menggenjot penyaluran kredit UMKM dan juga ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×