kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BII: Pertumbuhan kredit ritel dan UMKM membaik


Minggu, 22 Maret 2015 / 20:10 WIB
BII: Pertumbuhan kredit ritel dan UMKM membaik
ILUSTRASI. Temuan cadangan gas di WK North Ganal oleh ENI.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis pertumbuhan kredit bank umum pada kuartal I-2015 bisa mencapai target arahan sebesar 15%-17% sepanjang tahun 2015. Pertumbuhan kredit bank umum akan mulai membaik di kuartal I-2015.

Perbankan menyambut baik optimisme OJK tersebut. Direktur Ritel Banking BII Maybank, Lani Darmawan mengungkapkan, pertumbuhan penyaluran kredit segmen ritel dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di BII sepanjang kuartal I-2015 menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan realisasi kredit pada kuartal IV-2014 lalu.

Menurut Lani, hal ini menunjukkan pertumbuhan yang positif meski persentase kenaikan kredit kendaraan bermotor (KKB) roda 4 dan juga kredit pemilikan rumah (KPR) di BII masih kurang dari 10%.

"Untuk pertumbuhan kredit kuartal 1-2015 meski lebih tinggi dari kuartal IV-2014, namun masih menunjukkan perlambatan. Tetapi tentu masih bergerak naik untuk kuartal-kuartal selanjutnya," ucap Lani kepada KONTAN.

Lani bilang, angka ini belum sesuai dengan ekspektasi perseroan. Menurutnya, beberapa sektor penyaluran kredit seperti KKB roda 4 dan KPR di BII bergerak dengan lamban. Sementara itu, pertumbuhan kredit segmen korporasi yang disalurkan BII pada kuartal I-2015, terlihat tidak ada perkembangan alias cenderung stagnan.

"Hal ini bukan hanya dialami oleh BII, tapi perbankan secara industri," jelasnya.

Ke depan, kata Lani, BII akan terus mengusahakan agar kredit dapat bertumbuh di atas rata-rata industri perbankan di semua produksi. Sebab, perseroan melakukan langkah seperti meningkatkan kecepatan proses dan layanan satu pintu untuk segmen ritel dan UMKM dalam rangka mengatasi berbagai solusi nasabah.

"Lebih meningkatkan customer centricity  approach," ujar Lani.

Catatan saja, OJK mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan akan mulai membaik pada Maret ini. Hal ini bisa terjadi jika disertai kebijakan ekonomi yang tepat untuk mengelola makro prudential di tengah tantangan global. Terlebih jika pemerintah jadi menggalakkan pembangunan infrastruktur.

"Ini akan positif mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan sehingga saya kira bisa sampai 16% secara yoy tahun ini," kata Irwan Lubis, Deputi Komisioner OJK Bidang Pengawasan Perbankan, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Irwan mengungkapkan, sempat terjadi tren penurunan penarikan kredit pada Januari 2015. Mengacu data OJK per Januari 2015, jumlah kredit bank umum yang telah disalurkan mencapai Rp 3.634,62 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan yang melambat drastis, yakni 11,54% secara tahunan.

Padahal di bulan Januari 2014, jumlah kredit bank umum yang telah disalurkan mencapai Rp 3.258,42 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 31,25% dibanding Januari 2013 yang mencapai Rp 2.688,14 triliun.

Irwan mengakui, ini tak lepas dari efek pertumbuhan kredit perbankan yang memang melambat sepanjang tahun 2014 lalu. "Sebab tahun lalu banyak even besar yang tidak berkaitan dengan ekonomi seperti Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden. Dunia usaha memilih menunggu," ujar Irwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×