Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar) berhasil menorehkan pertumbuhan laba bersih pada tahun 2020. Meski hanya naik tipis, namun hal tersebut berhasil dilakukan saat pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan Bank Sulselbar, Kamis (25/3), laba bersih bank ini mencapai Rp 620,93 miliar pada 2020. Capaian tersebut naik 0,69% dari tahun 2019 sebesar Rp 616,6 miliar.
Kenaikan tipis laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 9,2% dari Rp 1,35 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 1,48 triliun.
Sedangkan pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income (FBI) Bank Sulselbar turun 13,3% dari Rp 285,4 miliar menjadi Rp 247,2 miliar di akhir tahun lalu.
Aset Bank Sulselbar meningkat 5,5% dari Rp 23,5 triliun tahun 2029 menjadi Rp 24,8 triliun tahun 2020. Ini sejalan dengan pertumbuhan kredit dan pembiayaan 6,5% dari Rp 18,4 triliun menjadi Rp 19,6 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 3,7% yoyo ke Rp 16,18 triliun.
Baca Juga: Lagi, Gubernur BI minta perbankan segera turunkan suku bunga kredit
Rasio kredit bermasalah atau Net Performing Loan (NPL) bank ini secara gross turun dari 1,25% tahun 2019 menjadi Rp 0,65% dan NPL net 0,94% menjadi 0,28%.
Amri Mauraga, Direktur Utama Bank Sulselbar optimistis, penyaluran kredit tahun ini akan lebih baik dari 2020. Bank Sulselbar menargetkan kredit tumbuh sekitar 12%. Namun, permintaan kredit di awal tahun ini masih melambat jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu.
"Kami berharap di tahun 2021 ini kondisi ekonomi khususnya di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mengalami perbaikan sehingga pertumbuhan kredit dapat tercapai sesuai target," kata Amri pada Kontan.co.id.
Untuk mendukung program pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, Bank Sulselbar menargetkan pertumbuhan pada kredit produktif. Itu akan dikejar dengan strategi penurunan suku bunga, bekerjasama dengan fintech untuk penyaluran kredit segmen usaha Mikro dan Kecil, serta pembentukan Sentra UMKM dan Kantor Cabang Khusus UMKM.
Selanjutnya: Penyaluran belum agresif, kredit bank masih kontraksi 2,15% per Februari 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News