kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Bank swasta sulit tandingi program KUR


Rabu, 31 Januari 2018 / 12:30 WIB
Bank swasta sulit tandingi program KUR


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank swasta mulai ngos-ngosan bersaing di bisnis kredit mikro. Apalagi, penguasa pasar kredit mikro didominasi bank BUMN mendapatkan amunisi tambahan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga mini yakni 7%.

Penurunan bunga KUR menjadi 7% tahun ini menjadikan persaingan bisnis kredit mikro bank-bank yang swasta di bisnis ini bakal tidak berimbang. Manajemen PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mengaku program KUR berpengaruh besar bagi bisnis kredit mikro bank ini. Pengaruh terbesar di kredit mikro dengan plafon  kredit di bawah Rp 25 juta.

Sejak awal tahun 2018 ini, bunga KUR sejak awal 2018 turun menjadi 7% dari 9% di tahun lalu. Bandingkan saja dengan bunga kredit mikro komersial yang bisa mencapai 18% hingga 19%. Rendahnya bunga KUR tersebut karena pemerintah memberikan subsidi bunga yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Arief Harrris Tandjung, Direktur Keuangan dan Dana BTPN mengatakan, KUR mempengaruhi bisnis mikro BTPN, utamanya kredit mikro dengan plafon kecil. "KUR tentu membawa dampak bagi sebagian bisnis mikro kami, terutama di level plafon antara Rp 20 juta sampai Rp 25 juta," ujar Arief menjawab pertanyaan KONTAN, Senin (30/1).

Arief menjelaskan, BTPN akan mengurangi ketergantungan pada segmen kredit yang menjadi target bank penyalur KUR. Meskipun KUR mempengaruhi bisnis mikro BTPN, namun untuk kredit menengah atau UKM tidak terlalu pengaruh.

Bank swasta lain, yakni PT Bank CIMB Niaga malah sudah tidak lagi mengembangkan bisnis mikro karena persaingannya sudah sangat ketat. Presiden Direktur CIMB Niaga  Tigor Siahaan pernah mengatakan, fokus CIMB Niaga ke depan bukan bisnis mikro tapi lebih ke bisnis small medium enterprises (SME) atau usaha kecil menengah (UKM).

Tersegmentasi

PT Bank Mayapada Internasional Tbk juga mengakui persaingan bisnis antara kredit UMKM non KUR dengan KUR cukup ketat. "Bersaing ketat dengan bank penyalur KUR karena suku bunga yang kalah bersaing," tandas Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada.

Menurut Haryono, agar bisa bersaing dengan program KUR, perbankan harus benar-benar memahami kebutuhan pedagang kecil atau pasar. Tujuannya agar bank bisa lebih meningkatkan kecepatan dan layanan. Ini karena suku bunga komersial untuk kredit UMKM terpaut jauh ketimbang bunga KUR.

Strategi lain bank swasta adalah harus pintar memilih segmentasi pasar. Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij mengatakan, sejak awal KUR dicanangkan oleh pemerintah, bank-bank sejatinya telah menyesuaikan diri sesuai segmen agar tidak terpapar dampak dari pindahnya debitur kecil ke bank penyalur KUR. 

"Pemberian fasilitas KUR ini lebih diperuntukan ke nasabah yang sangat tersegmentasi yaitu mikro," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×