Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Meski begitu, nampaknya anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tersebut belum akan membutuhkan likuiditas tambahan dalam waktu dekat. Pasalnya, menurut data perseroan per Februari 2020 posisi Financing to Deposit Ratio (FDR) BNI Syariah masih 70,7%. Posisi ini jauh lebih longgar dibanding FDR industri perbankan syariah sebesar 77,9%.
Di sisi lain, kinerja perseroan juga masih terbilang posiitf. Tercermin dari aset yang masih naik 18,9% secara year on year (yoy) menjadi Rp 50 triliun per Februari 2020. Dibarengi dengan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 22,2% yoy sedangkan pembiayaan naik 9,7% yoy.
Baca Juga: Wajib tahu! Jika tak ajukan keringanan kredit, kendaraan tetap bisa ditarik
Senada, Sekretaris Perusahaan PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) Mulyatno Rachmanto juga menuturkan posisi likuiditas industri syariah dan perseroan masih aman. "FDR BRIS masih di kisaran 92% masih aman untuk ekspansi," ujarnya, Minggu (6/4).
Lebih lanjut, Mulyatno menegaskan kalau pihaknya sebenarnya sudah menyiapkan rencana alternatif pendanaan bila likuiditas dirasa kurang. "Namun, dengan diperkenankannya bank syariah melakukan pinjaman likuiditas di BI, juga menjadi salah satu alternatif yang baik bila bank syariah dalam kondisi kesulitan likuiditas," paparnya.
Sekadar tambahan informasi saja, merujuk statistik perbankan syariah (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per akhir Januari 2020 posisi FDR bank syariah ada di level 77,9%. Posisi ini terbilang stabil kalau dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Menilik prospek saham perbankan di tengah pandemi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News