kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank Syariah Indonesia perlu konsisten dan sabar


Minggu, 17 Desember 2017 / 09:43 WIB
Bank Syariah Indonesia perlu konsisten dan sabar


Reporter: Yoliawan H | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Turunnya industri perbankan syariah dinilai pengamat karena memang pasar syariah di Indonesia dinilai kecil. Selain itu, pasar terbesar hanya datang dari segmen retail.

Founder Karim Consulting Indonesia, Adiwarman A. Karim menilai, sekalipun mayoritas di Indonesia beragama islam, tetapi dirasa tidak tepat jika membandingkan dengan negara-negara timur tengah, bahkan Malaysia.

Bank syariah di timur tengah umumnya berbentuk Islamic Investment Bank. "Dia nasabahnya dikit tapi kaya kaya semua," kata Karim pada Jum'at, (15/12).

Sementara di Malaysia, bentuk bank syariah di sana berbentuk campuran antara Islamic investment bank dan commercial bank. Di negara tersebut, seluruh elemen pemerintah merupakan pengguna dari bank tersebut.

Di Indonesia, lanjut Karim, seluruh bank syariah bergerak di retail. Hanya sedikit yang berada di corporate. "Kalaupun ada UUS (Unit Usaha Syariah) Maybank lah satu biji itu," jelasnya.

Beberapa di antara bank syariah di Indonesia, lanjut Karim, pernah mencoba untuk berada di sektor corporate, namun kerap gagal. Ia mencontohkan, Bank Mandiri Syariah pada tahun 2015/2016 pernah mencoba di sektor corporate. "Tapi kejeblos," katanya.

Untuk itu, Karim mengatakan, bank syariah di Indonesia perlu konsisten dan sabar. Sebab, dengan modal yang lebih terbatas daripada bank konvensional, bank syariah tidak bisa memberikan pembiayaan lebih besar daripada bank konvensional.

"Kalau modal kecil berarti kemampuan memberikan ke korporasi juga kecil. Kalau kecil, untuk dapat korporasi yang bagus susah. Ga dianggep. Ente bisa biayain apa?," tanya Karim.

Adapun jika ada perusahaan yang menginginkan pembiayaan dari bank syariah, umumnya merupakan perusahaan berisiko tinggi. Sehingga seandainya terjadi krisis, besar kemungkinan memberikan kontribusi pada tingginya Non Performing Loan (NPL).

Oleh karenanya, konsistensi berada di pasar yang sudah dikuasai merupakan salah satu upaya agar bank syariah bisa survive dalam persaingan perbankan. Ia mencontohkan, Bank BNI Syariah selama ini konsisten berada di sektor pembiayaan properti, hingga saat ini bisa tetap aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×