Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi industri perbankan yang melandai di akhir tahun tak bikin perbankan syariah pasang target pertumbuhan kinerja konservatif tahun mendatang. Sebaliknya, pangsa syariah nasional yang masih besar bikin mereka optimistis.
Maklum, dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2019 kinerja bank syariah memang masih mumpuni. Mereka berhasil mencatat pertumbuhan pembiayaan 11,03% (yoy), pertumbuhan dana pihak ketiga 10,16% (yoy), dan pertumbuhan laba berjalan mencapai 46,60% (yoy).
Baca Juga: Tahun depan, Malaysia akan membuka sektor perbankan untuk lima bank online
Pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan industri perbankan yang mencatat pertumbuhan kredit 6,43% (yoy), pertumbuhan DPK 6,69% (yoy), dan laba berjalan tumbuh 6,04% (yoy).
“Tahun depan kami menargetkan pertumbuhan bisnis di kisaran 14%-17%, dengan pertumbuhan laba d atas 20%,” kata DIrektur Bisnis SME dan Komersial PT Bank BNI Syariah Dhias Widhiyati kepada KONTAN Minggu (29/12).
Dhias menambahkan target tersebut bakal berupaya dipenuhi dengan mendorong penghimpunan dana murah guna menekan biaya dana.
Adapun per November Dhias bilang laba berjalan perseroan telah mencapai Rp 569 miliar dengan pertumbuhan 50% (yoy). Sedangkan pembiayaan tumbuh 16% (yoy), dan penghimpunan DPK tumbuh 15% (yoy) dengan rasio dana murah sebesar 60% dari total DPK.
Baca Juga: Bank Mempertebal Rasio Permodalan
Selain mendorong pendapatan dari penyaluran pembiayaan, perseroan juga bakal meningkatkan pendapatan komisi melalui sinergi dengan induknya yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan mendorong bisnis cash management.
Mendorong pendapatan komisi juga jadi strategi unit usaha syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). DIrektur Bisnis Syariah Pandji Pratama Djajanegara bilang, pihaknya bakal menggalakan transaksi yang dapat mendorong pendapatan komisi seperti trade financing.
“Strategi kami tahun depan akan dokus ke pembiayaan konsumer dan infrastruktur dengan partisipasi dalam pembiayaan sindikasi. Targetnya pertubmuhan pembiayaan dan DPK mencapai 20% (yoy) dari realisasi tahun 2019,” kata Pandji kepada KONTAN.
Hingga kuartal III-2019 lalu, CIMB Niaga Syariah telah berhasil mencatat pembiayaan Rp 31,14 triliun dengan pertumbuhan mencapai 29,08% (yoy), dan DPK terhimpun Rp 26,58 triliun dengan pertumbuhan 21,11% (yoy).
Baca Juga: Cermati! Perbankan Bakal Genjot Porsi Tabungan dan Giro
Nada optimisme serupa juga diungkapkan oleh Presiden DIrektur PT Bank BCA Syariah John Kosasih. Ia bilang meskipun tahun dean masih memiliki tantangan likudiitas, bank syariah punya banyak peluang.
“Tahun depan kami proyeksikan aset tumbuh di kisaran 10-12%, pembiayaan tumbuh 10%-15%, dan DPK tumbuh 8%-12%,” katanya kepada KONTAN.
Baca Juga: Meski asing jual bersih, IHSG dibuka menguat pada awal perdagangan Kamis (26/12)
Adapun hingga akhir tahun ini, entitas anak PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ini pasang target aset bertumbuh 22-24%, pembiayaan 12%-14%, dan DPK di kisaran 9%-12%.
Sementara hingga November 2019, perseroan telah mencatat pertumbuhan pembiayaan 12,16% (yoy) menjadi Rp 5,20 triliun. DPK tumbuh 13,62% (yoy) menjadi Rp 5,85 triliun dan laba berjalan tumbuh 9,26% (yoy) menjadi Rp 50,93 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News