Reporter: Issa Almawadi | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perbankan syariah mulai menapaki langkah untuk berpartisipasi dalam Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) atau akrab disebut branchless banking. Hingga kini, setidaknya ada tiga bank berlabel syariah yang punya rencana bisnis layanan branchless.
Tiga bank tersebut adalah Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank BNI Syariah dan Bank Mualamat. Untuk BSM, anak usaha PT Bank Mandiri Tbk tersebut berharap dapat menjalankan layanan branchless banking mulai Agustus atau September 2015. Pertimbangannya, "Kami sudah mempunyai backbone-nya yakni agen payment point online banking," tutur Agus Dwi Handaya, Direktur Finance & Strategy Bank Syariah Mandiri, Selasa (7/7).
Saat ini, kata Agus, BSM memiliki 10 mitra collection dengan 2.000 loket pembayaran. Tidak hanya itu, BSM bakal memanfaatkan kerjasama dengan Grup Mandiri dalam merekrut agen.
Toh, masyarakat boleh menjadi agen pada dua bank, baik itu bank syariah maupun bank konvensional. "Kami juga akan mengajak lingkungan pesantren untuk menjadi agen kami. Tapi yang satu ini masih dalam assestment," tutur Agus.
Selain BSM, Bank Muamalat juga siap berpartisipasi dalam program branchless banking. Endy Abdurrahman, Direktur Utama Bank Muamalat menyatakan, Bank Mualamat sudah memproses rencana keikutsertaan pada program layanan perbankan tanpa kantor tersebut.
Endy berharap, rencana itu bisa terealisasi pada akhir tahun 2015. "Kami pusatkan di wilayah Jawa Barat," imbuh Endy. Sayang, dia belum dapat menyampaikan detail konsep branchless bangking Bank Muamalat. Endy menandaskan bahwa konsepnya tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yang sudah lebih dulu menjalankan branchless banking.
Bangun jaringan dulu
Berbeda dengan BSM dan Muamalat, BNI Syariah baru akan memberikan layanan branchless banking mulai tahun 2016. Imam T. Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah beralasan, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sebagai induk, baru saja menerapkan branchless tahun ini. "Jadi intinya kami tidak ingin terburu-buru. Di sisi lain masih ada prioritas pengembangan jaringan," jelas Imam.
Dia menyatakan, BNI Syariah tengah mengembangkan kantor cabang mikro di sejumlah wilayah Timur Indonesia. Misalnya di Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku Utara dan Sulawesi di tahun ini.
Sekedar mengingatkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menerbitkan aturan teknis layanan branchless banking perbankan syariah pada tahun ini. Edy Setiadi, Deputi Komisioner OJK pernah menjelaskan, secara prinsip layanan branchless banking pada industri perbankan syariah mengacu pada aturan yang diterapkan bagi perbankan konvensional.
Edy menargetkan, petunjuk teknis layanan branchless banking tersebut bisa dirilis akhir tahun ini. "Tidak harus dalam bentuk surat edaran, bisa berupa petunjuk tertulis," kata Edy, kala itu.
OJK menilai, tantangan utama industri perbankan syariah menjalankan branchless banking adalah sistem teknologi informasi. Tapi, perbankan syariah berpeluang mencuil pasar branchless lewat sinergi dengan sang induk, bank konvensional. Mereka bisa memanfaatkan jaringan grup, jika masuk dalam grup konglomerasi keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News