Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank syariah terpaksa melewatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun depan. Padahal total nilai FLPP 2011 mencapai nilai Rp 3,5 triliun. Lepasnya kesempatan emas ini karena masih belum terdapat titik temu antara pihak pemerintah dengan industri bank syariah mengenai beberapa hal dalam skema penyelenggaraan FLPP.
Salah satu kendala yang mengganjal adalah skema dari pemerintah yang masih seperti bank konvensional. “Skemanya masih seperti konvensional dengan menawarkan bunga. Nah, ini kan yang harus kita coba rumuskan supaya betul-betul sesuai syariah,” kata Direktur Utama BNI Syariah Rizqullah di seusai menjadi pembicara dalam Seminar Infobank Outlook 2011 di Jakarta(16/11).
Selain masalah pada skema FLPP yang konvensional, Rizqullah mengakui masalah rate juga menjadi ganjalan dalam keterlibatan perbankan syariah dalam pelaksanaan FLPP.
“Mengenai rate-nya saya nggak tahu persis angkanya, tetapi kita belum ketemu angkanya yang pas,” papar Rizqullah lagi.
Meskipun tak mengikuti skema baru FLPP, perbankan syariah terus berpartisipasi dalam pernyaluran KPR. Rizqullah menyatakan BNI Syariah baru memperpanjang kerja sama dengan pemerintah mengenai fasilitas subsidi. Selama ini, pembiayaan BNI Syariah di sektor properti telah mencapai angka Rp 1,4 triliun dan untuk 2011 mereka menargetkan bisa mencapai nilai Rp 2,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News