kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BTN dapat suntikan Rp 1,7 triliun


Jumat, 22 Oktober 2010 / 15:47 WIB
BTN dapat suntikan Rp 1,7 triliun
ILUSTRASI. Proyek infrastruktur jalan tol Becakayu


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bank pelat merah yang menguasai pangsa pasar kredit perumahan yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memperoleh bantuan likuiditas senilai Rp 1,7 triliun dari pemerintah.

Bantuan likuiditas tersebut bersumber dari uang negara alias APBN yang ditujukan untuk membiayai perumahan melalui skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FPLP), yang diarahkan sebagai subsidi bagi masyarakat kelas bawah.

"Kami mendapatkan dana dari pemerintah berupa FLPP senilai Rp 1,7 triliun sampai Desember 2010. Ini untuk rumah subsidi di seluruh Indonesia," kata Direktur Utama BTN Iqbal Latanro di sela acara Seminar Internasional Bank Indonesia di Jakarta, Jumat hari ini (22/10).

Iqbal menjelaskan, suntikan likuiditas tersebut akan disalurkan BTN untuk pembiayaan rumah bersubsidi yang ditargetkan bisa terbangun sebanyak 70.000 unit sampai akhir tahun nanti. "Melalui program FPLP ini kami nantinya bisa menyalurkan fasilitas likuiditas rumah subsidi sebanyak 130.000 unit rumah untuk skema selanjutnya," jelas Iqbal.

FLPP ini, menurutnya, bisa menjadi solusi permasalahan kesenjangan likuiditas alias mismatch liquidity yang kerap menjadi momok pembangunan perumahan melalui kredit. Pasalnya, kata Iqbal, penempatan dana dalam skema FLPP ini disesuaikan agar sepadan dengan jangka waktu pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) yaitu maksimal 15 tahun.

Asal tahu saja, pembiayaan perumahan di Indonesia selama ini banyak terbentur pada masalah ketersediaan likuiditas. Bank banyak yang pelit memberikan kredit di sektor properti dan konstruksi karena struktur dana yang tidak mendukung pembiayaan bertenor panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×