kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank syariah waspadai 9 sektor berpotensi masalah


Selasa, 20 September 2016 / 21:39 WIB
Bank syariah waspadai 9 sektor berpotensi masalah


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perbankan syariah pada kuartal IV 2016 sepertinya bisa sedikit bernafas lega. Hal ini setelah pada semester I 2016, bank melewati fase terberat dalam hal pembiayaan bermasalah.

Berdasarkan catatan KONTAN, pada semester pertama 2016, pembiayaan bermasalah alias non performing finance (NPF) bank syariah sempat mencapai puncak yaitu  di level 5,68%, naik 59,15 basis points (bps) secara year on year (yoy). Sebagai gambaran, NPF perbankan selalu berada di atas 5% sejak harga komoditas turun.

Sumber KONTAN di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, karena NPF di beberapa sektor ada di atas 5%, regulator mikroprudensial telah meminta bank untuk menunda pembiayaan ke beberapa sektor yang dianggap bermasalah.

OJK meminta bank syariah memperbaiki NPF di sektor yang bermasalah, sebelum bisa menambah pembiayaan di sektor tersebut. “Terkait ini kami melakukan pengawasan intensif,” ujarnya.

KONTAN mencatat, pada Juni 2016 ada sembilan sektor penyaluran kredit yang membuat rapor NPF bank merah. Sembilan sektor tersebut mempunyai NPF di atas 5%. Biang kerok pertama yang membuat NPF bank syariah merah adalah dari sektor pertambangan dan penggalian. Tercatat NPF di sektor tersebut mencapai 15,52%.

Kemudian ada dua sektor yang mempunyai NPF  sekitar 8%, masing-masing adalah sektor listrik gas dan air yang mempunyai NPF 8,38% dan sektor perdagangan besar dan eceran 8,22%.

Dua sektor yang mempunyai NPF sekitar 7% adalah kontruksi dengan NPF 7,11%, dan sektor jasa kemasyarakatan sosial budaya hiburan dan perorangan dengan tingkat NPF 7,79%. Selain itu ada pula sektor yang mempunyai NPF di kisaranr 6%, yaitu industri pengolahan 6,66% dan transportasi pergudangan dan komunikasi 6,92%.

Terakhir adalah sektor yang mempunyai NPF di sekitar 5%, yaitu pertanian, perburuan dan kehutanan yaitu 5,07% dan sektor real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan yang mempunyai NPF 5,85%.

Salah satu penguasa pasar bank syariah,  Bank Muamalat merasakan pembiayaan bermasalah di beberapa sektor tersebut. Direktur Utama Bank Muamalat Endy Abdurrahman mengatakan, pembiayaan bermasalah bank Muamalat pada semester I 2016 sempat menyentuh angka 7,23%, atau naik dari tahun sebelumnya 4,93%.

Endy menargetkan, pada akhir September, NPF Bank Muamalat akan turun di angka 4,7%. “Sedangkan pada akhir Desember 2016, angkanya diperkirakan membaik menajdi 3,5%,” ujar Endy, Selasa (20/9).

Sektor yang membuat NPF Bank Muamalat merah pada semester I lalu adalah komoditas terutama batubara. Muamalat mengaku, akan melakukan restrukturisasi dan meningkatkan pembiayaan ke sektor yang risikonya rendah dan dapat ditangani dengan baik seperti KPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×