Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Sedikit berbeda, Sekretaris Perusahaan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) Muhammad Asadi Budiman memandang bahwa pihaknya sudah berhasil menjaga laju kredit sejalan dengan DPK. Menurutnya, per September 2019 kredit perseroan naik 9,8% yoy sedangkan DPK tumbuh 10%.
"Menjaga keseimbangan pertumbuhan DPK dan kredit ini menjadi fokus kami untuk memaksimalkan profitabilitas dan likuiditas," katanya. Pun, capaian tersebut sudah sesuai dengan peta biru kinerja perseroan yang mematok kredit tumbuh 10%-11% dan DPK naik 9%-10% di tahun ini.
Ia pun menegaskan bahwa posisi LDR Bank BJB masih di dalam batas longgar yakni sebesar 88% di kuartal III 2019. Praktis, posisi ini bakal dijaga stabil sampai dengan penghujung tahun.
Baca Juga: Bank Indonesia tahan suku bunga acuan di level 5%
Agak berbeda, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Timur Satyagraha justru menyebut sebelumnya bahwa laju DPK malah lebih kencang dibandingkan kredit.
Tercermin dari LDR perseroan yang sangat longgar di Kuartal III 2019 sebesar 61,64%. Namun, seiring dengan upaya ekspansi perseroan, memasuki kuartal IV 2019 gap tersebut kian menyempit.
Catatan Ferdian, per Oktober 2019 kredit sudah tumbuh 13,91% yoy sementara DPK tumbuh 16,54% yoy di periode yang sama. Akhir tahun ini Bank Jatim memprediksi kredit akan tumbuh lebih tinggi sebesar 10%-11% sedangkan DPK hanya dipatok naik 8%. Lewat asumsi ini, diharapkan LDR bisa terangkat naik ke posisi 68,12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News