Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Indonesia hari ini (13/3) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan dan juga RDG cakupan triwulan, yang merupakan RDG untuk melakukan evaluasi atas kebijakan moneter yang ditempuh serta untuk menetapkan arah kebijakan moneter ke depan.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja berharap, bank sentral tidak menaikkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate tetap di level 7,5% saat ini. Menurutnya, BI rate belum waktunya untuk diturunkan oleh bank sentral karena situasi volatilitas atau ketidakpastian masih merundung kondisi makro ekonomi Indonesia.
"Belum waktunya BI rate diturunkan karena kondisi makro juga masih cukup banyak ketidakpastian," ujar Parwati, Kamis (13/3).
Lebih lanjut Parwati mengungkapkan, saat ini juga bukan yang tepat bagi bank sentral untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan karena kondisi seperti nilai tukar rupiah dan juga kondisi pasar, terbilang cukup kondusif.
"Jadi tidak waktunya juga untuk naik karen kondisi saat ini cukup kondusif," jelasnya.
Senada, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, Achmad Baiquni juga memperkirakan BI akan menahan tingkat suku bunga acuan di level 7,5%. Hal ini lantaran menurutnya, nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan penguatannya terhadap dollar Amerika Serikat.
"Selain itu, kondisi ekonomi juga masih terkendali dengan baik, gejolak akibat tingkat suku bunga sudah bisa lebih diredam sekarang ini," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News