kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir: Dampak Penurunan The Fed Belum Akan Terasa


Kamis, 18 Desember 2008 / 07:36 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Amerika Serikat (AS) memangkas bunga, seluruh dunia ikut bersuka. Federal Reserve, Rabu pagi waktu Indonesia barat, memangkas bunga dari 1% menjadi 0,25%. Penurunan bunga di Negeri Paman Sam itu menjadi energi berbagai bursa saham dunia. Indeks perdagangan di berbagai bursa Asia pun berlari kencang.

Orang yakin, penurunan bunga di AS akan membawa imbas positif. Pasar keuangan global bakal kebanjiran likuiditas lagi. Apalagi pemerintah AS juga menjalankan skema bilateral swap ke beberapa negara," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Pemangkasan bunga di AS juga memperlebar selisih bunga antara AS dengan Indonesia. Di atas kertas, ini menguntungkan Indonesia. "Tekanan jual terhadap surat utang negara Indonesia bisa berkurang," ujar Sri. Gejala berkurangnya tekanan itu terlihat dari imbal hasil Surat Utang Negara yang bergerak turun ke kisaran 13% dari 15%.

Tapi bankir lokal tak seoptimistis menkeu. Dalam perhitungan para pelaku pasar uang domestik, selisih bunga yang tinggi tak akan punya dampak seketika.

Bankir memperkirakan likuiditas valuta asing (valas) di pasar lokal tak banyak berubah. Bank internasional masih akan menahan dana. Mereka juga hanya meminjamkan dana ke mitra yang telah mereka kenal.

Wakil Direktur Utama PT BCA Tbk Jahja Setiaatmaja yakin, para pengelola bank di luar negeri masih memprioritaskan agenda memperkuat modal dan likuiditas. Setelah kebutuhannya aman, baru bankir asing memutarkan kelebihan uang. Termasuk melempar ke pasar Indonesia. "Perubahan peta likuiditas di Indonesia baru terjadi kalau likuiditas di pasar global sudah aman," kata Jahja.

Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Evi Firmansyah melemparkan penilaian yang setali tiga uang dengan Jahja. Evi menduga, industri perbankan di AS tentu akan mengutamakan penyaluran kredit ke perusahaan yang menggerakkan ekonomi Negeri Paman Sam. "Pemerintah AS tentu berharap penurunan bunga acuan akan membantu agenda mereka dalam memutar kembali ekonomi mereka yang lesu," ungkapnya.

Dalam hitungan Wakil Direktur Utama PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Sukatmo Padmosukarso, penurunan Fed fund rate baru berdampak ke Indonesia jika investor yang meminjam duit dari lembaga keuangan asing, mau membeli aset keuangan di Indonesia. Jika ini terjadi, baru pasokan dolar di pasar lokal akan meningkat. Jadi, likuiditas valas di bank juga aman.

Tapi tak berarti pemangkasan bunga ini tak ada arti. Pemilik dana asing yang masih berada di Indonesia, pasti akan memilih untuk bertahan karena selisih bunga semakin tinggi," ujar Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk. Kostaman Thayib.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×