kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.800   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Bankir masih pede kredit konsumsi naik tahun ini


Jumat, 03 Mei 2019 / 17:48 WIB
Bankir masih pede kredit konsumsi naik tahun ini


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit konsumsi perbankan sampai akhir Maret 2019 terpantau melambat. Berdasarkan analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI) per Maret 2019 realisasi kredit konsumsi baru tumbuh 8,9% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.538,6 triliun. Pertumbuhan tersebut praktis lebih lambat dibandingkan periode Maret 2018 yang sempat naik 11,4% yoy.

Utamanya disebabkan adanya perlambatan dari sisi kredit kendaraan bermotor (KKB) sampai akhir Maret 2019. Tercatat KKB baru tumbuh 9,5% menjadi Rp 143,2 triliun atau melambat dari bulan Februari 2019 yang tumbuh 9,9%. Selain itu, kredit multiguna juga melambat di bulan Maret 2019 dengan pertumbuhan 12,2% yoy dari sebulan sebelumnya 12,9%.

Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id membenarkan bahwa pertumbuhan kredit konsumsi di 2019 belum maksimal. Meski begitu, perbankan memandang pasca Pemilihan Umum (Pemilu) selesai dan menjelang periode Lebaran kredit konsumsi akan meningkat.

Ambil contoh PT Bank CIMB Niaga Tbk yang per Maret 2019 hanya mencetak pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 3,7% yoy menjadi Rp 49,89 triliun. 

Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menjelaskan perlambatan tersebut terjadi lantaran pertumbuhan KKB mengalami penyusutan cukup dalam di kuartal I-2019.

"Auto (KKB) masih turun karena proses perubahan segmen," terangnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/5). 

Lani menyebut memasuki semester II-2019 ini pihaknya akan menggenjot pertumbuhan KKB terutama dari sisi penjualan yang akhir tahun ditarget meningkat 50% yoy.

Memang, bila merujuk presentasi perusahaan pada kuartal I-2019 KKB menurun 23% secara yoy menjadi Rp 6,11 triliun dari setahun sebelumnya Rp 7,94 triliun.

Di samping itu, kredit pensiunan dan multiguna CIMB Niaga juga turun 10,1% yoy di kuartal I-2019. "Jadi perlambatan di kuartal I-2019 hanya karena KKB dan itu sesuai rencana," katanya.

Secara keseluruhan kredit konsumsi, bank bersandi bursa BNGA ini masih optimistis mampu tumbuh minimal 10% pada akhir 2019. Terutama ditopang dari produk kredit pemilikan rumah (KPR) dan kartu kredit yang diproyeksi meningkat di musim liburan seperti Lebaran.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga masih membukukan realisasi kredit konsumer juga belum terlalu deras alias baru tumbuh 7,7% yoy menjadi Rp 139,66 triliun di kuartal I-2019.

Bank swasta terbesar ini optimistis selepas kuartal I pertumbuhan kredit konsumsi akan mulai injak gas. Direktur BCA Santoso Liem menyebut pihaknya mengandalkan KPR, KKB dan kartu kredit untuk menopang pertumbuhan kredit konsumer.

"KPR dan kartu krdit di kuartal I tumbuh masing-masing 11,3% dan 9%. Sedangkan KKB memang relatif flat," terangnya. 

Ia juga menyebut, pihaknya juga sudah memberikan promosi untuk produk KPR dan KKB pada momen ulang tahun BCA akhir Februari 2019 lalu. Lewat cara serupa, pihaknya berharap kredit konsumer bakal terkerek.

"Target kredit secara total sekitar 8%-10% untuk tahun 2019," imbuhnya. Catatan saja, per Maret 2019 KPR BCA naik 11,3% yoy menjadi Rp 87,49 triliun. 
Sementara kartu kredit meningkat 9% dari Rp 11,8 triliun di Maret 2018 menjadi Rp 12,87 triliun akhir Maret 2019 lalu. 

Di sisi lain, KKB BCA memang tumbuh flat alias baru naik 0,4%. Hal ini utamanya disebabkan kredit roda dua yang menurun 25,6% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×