kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir memprediksi NIM masih bakal layu di tahun depan


Selasa, 17 Desember 2019 / 19:19 WIB
Bankir memprediksi NIM masih bakal layu di tahun depan
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank BCA di Tangerang Selatan, Jumat (8/11). Rasio net interest margin (NIM) industri perbankan yang berada di level 4,9% per September 2019./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/11/2019.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Salah satu bank BUKU III yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mengatakan ruang penurunan NIM bakal berlanjut. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan suku bunga kredit diramal akan mulai turun di tahun 2020. "Ini akan diawali dengan penurunan suku bunga KUR (kredit usaha rakyat) dari 7% menjadi 6%," ujar Ferdian.

Bank bersandi saham BJTM ini juga mengakui di tahun 2019 NIM memang mengalami penurunan. Kendati demikian, posisinya masih terjaga di level 6,13% atau di atas target 6% perusahaan. Tahun depan, perseroan memastikan NIM akan meningkat.

Beberapa strategi yang akan digarap yakni melalui strategi promo suku bunga di beberapa skim kredit untuk mendorong penyaluran pembiayaan. Di tahun 2020, Bank Jatim juga melakukan pengembangan digital banking yaitu e-form kredit. "Ini bisa memudahkan dan mempercepat proses kredit, dan diproyeksi kredit bisa tumbuh dua digit dan mampu meningkatkan NIM," pungkasnya.

Baca Juga: Dua bank ini siap melantai di bursa pada tahun depan

Senada, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) memandang kendati suku bunga acuan sudah turun banyak, hal ini tidak akan berdampak signifikan secara singkat terhadap penurunan bunga kredit. "Hal ini mengindikasikan bahwa tiap bank punya struktur pendanaan yang berbeda-beda," ujar Muhammad Asadi Budiman, Sekretaris Perusahaan Bank BJB.

Perseroan menilai, walau NIM masih akan berangsur turun, pihaknya tak khawatir lantaran bank masih bisa mencari pendapatan di luar bunga kredit. Salah satunya yaitu fee based income (FBI). Budiman menambahkan, Bank BJB juga terus melakukan inovasi layanan untuk meningkatkan volume transaksi nasabah agar berdampak pada kenaikan FBI.

Adapun, per September 2019 NIM Bank BJB ada di level 5,7%. Menurun dari tahun sebelumnya sebesar 6,5%. "Kami berusaha jaga di level stabil saat ini," sambung Budiman.

Baca Juga: Punya direktur keuangan, LinkAja siap cari investor swasta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×