Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Beberapa bankir memproyeksi pada tahun ini penurunan suku bunga kredit akan terbatas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini, salah satunya kenaikan Fed Fund Rate sampai tiga kali sampai akhir 2017.
Selain itu, kondisi likuiditas terutama untuk proyek infrastruktur juga bisa menyebabkan suku bunga kredit mengalami kenaikan.
Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memproyeksi pada kuartal 4 2017, jika banyak dana bank ditarik untuk infrastruktur, diproyeksi akan mulai ada kenaikan suku bunga kredit.
“Kalau infrastruktur mulai ditarik fasilitas dari Juni 2017 maka pada September sampai Desember 2017 suku bunga kredit akan naik 1% sampai 2%,” ujar Jahja kepada KONTAN, Sabtu (2/4).
Sampai kuartal 1 2017, menurut Jahja, suku bunga kredit BCA masih belum ada terlalu banyak perubahan.
Senada dengan Jahja, Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk mengatakan seiring dengan kondisi dana terbatas seiring dengan kebutuhan pendanaan infrastruktur yang cukup besar menyebabkan suku bunga sulit turun.
“Kondisi saat ini bunga deposito sangat sulit turun, jika (bunga deposito) kami turunkan sedikit, dana kita keluar,” ujar Tiko sapaan akrab Kartika, Kamis (30/3).
Menurut Kartika, regulator dan industri perbankan perlu memikirkan bagaimana ketersediaan dana untuk infrastuktur ini bisa dipenuhi dengan baik. Sehingga ketika dana terserap untuk pembiayaan infrastruktur, suku bunga tidak langsung mengalami kenaikan.
Berdasarkan data Bank Indonesia tercatat suku bunga kredit perbankan sampai Februari 2017 dari awal tahun masih mengalami penurunan sebesar 7bps menjadi 11,97%.
Jika dilihat dari suku bunga deposito, dari awal tahun sampai Februari 2017, tercatat masih mengalami penurunan 4bps sampai 21bps. Untuk deposito tenor 1 bulan dan 4 bulan tercatat masing masing turun 4bps menjadi 6,46% dan 7,11%.
Sedangan untuk deposito tenor 12 bulan tercatat turun 21bps menjadi 7,31%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News