Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sejumlah bankir memprediksi kinerja tahun depan akan membaik. Hal ini didorong risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) yang membaik.
Kiryanto, Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, tahun depan, kualitas kredit bank akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Hal ini didukung pertumbuhan ekonomi dan relaksasi serta deregulasi kebijakan pemerintah.
"Seiring dengan membaiknya harga komoditas dan batubara, maka porsi kredit macet sektor ini akan turun," ujar Kiryanto.
Lanjut Kiryanto, dengan membaiknya kualitas kredit maka penyisihan laba bank untuk pencadangan akan berkurang. BNI berharap tingkat coverage rasio tahun depan sebesar 145% sampai 150%, atau relatif lebih rendah dari tahun ini. Sampai Oktober 2016, pencadangan BNI mencapai Rp 16,18 triliun, naik sebesar 41,17% yoy.
Sementara, Glen Glenardi Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk mengatakan, coverage rasio tahun 2016 akan dijaga di angka 48%-49%. Tahun depan, diproyeksi coverage ratio bank berkode BBKP ini ditarget turun 6%-8% dari tahun ini.
"Hal ini salah satunya karena adanya perbaikan kualitas kredit di tahun depan," kata Glen.
Glen mengatakan, kredit bermasalah Bukopin disamping di-cover CKPN juga sebagian besar di-cover jaminan dalam bentuk fix asset sehingga memiliki recovery kredit yang baik.
Sampai Oktober 2016, pencadangan Bukopin sebesar Rp 1,02 triliun. Kata Glen, saat ini, alokasi pencadangan terbesar masih didominasi oleh pertambangan dan perdagangan. Sementara pencadangan sektor konstruksi relatif lebih baik dibanding tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News