Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio non performing loan (NPL) sejumlah perbankan relatif stabil di semester I 2019. Ambil contoh, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mencatat NPL gross 1,4% atau stagnan dari setahun sebelumnya.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya tetap mengantisipasi akan adanya potensi kenaikan NPL di sisa tahun 2019 ini. Melihat hal tersebut, perseroan pun mematok target NPL maksimal sebesar 2% di tahun ini.
Baca Juga: Antisipasi pemadaman listrik, BNI siapkan genset di ATM
"Kami target di bawah 2%, dari jumlah debitur banyak di segmen konsumer. Sedangkan dari nilainya besar di komersial dan korporasi," ujar Jahja kepada Kontan.co.id, Senin (5/8).
BCA pun sudah siap sedia akan adanya peningkatan NPL, hal ini ditunjukkan dari masih tingginya rasio pencadangan (coverage ratio) perseroan sebesar 183,7% per kuartal II 2019 lalu.
Sebelumnya, Jahja menyatakan sampai saat ini tidak ada sektor kredit yang masuk daftar hitam (black list) perseroan. Artinya, BCA akan tetap memberikan kredit ke seluruh sektor, tentunya dengan persyaratan dan mitigasi yang lebih ketat.
Baca Juga: Bank Mandiri target komisi dari wealth mangement bisa menembus Rp 700 miliar
Pun, menurut Jahja saat ini kondisi kebutuhan kredit baru belum banyak naik lantaran kredit modal kerja (KMK) belum banyak berkembang. Namun, untuk kredit investasi masih cukup banyak permintaan kredit.
Sebagai catatan, hingga Juni 2019 lalu kredit korporasi BCA mayoritas masuk ke sektor perdagangan atau 24% dari total kredit dan disusul oleh manufaktur sebesar 20%.
Dua sektor ini mencatatkan NPL sebesar 3% dan 0,6% pada semester-I 2019 lalu. Posisi tersebut lebih rendah dibanding rata-rata NPL industri di sektor perdagangan di bulan Mei 2019 sebesar 4,1% dan sektor manufaktur 3%.
Baca Juga: Mata uang China anjlok ke level terendah dalam satu dekade, siap perang mata uang?