Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Adapun, berdasarkan segmennya kredit komersial menyumbang NPL BCA paling tinggi sebesar 46,1% dari total NPL. Disusul oleh kredit konsumer 28,1% dan kredit korporasi 25,4%.
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) pada semester-I 2019 lalu mencatatkan NPL 3,32% meningkat dari setahun sebelumnya 2,78%. Posisi tersebut praktis masih jauh dari target NPL BTN tahun ini sebesar 2,5%.
Plt. Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Nixon Napitupulu mengatakan kenaikan NPL tersebut kebanyakan disumbang dari pembiayaan non perumahan pada segmen syariah. "Kebanyakan barang (kredit) lama," singkatnya.
Baca Juga: Incar nasabah kelas kakap, Bank Mandiri bakal gelar customer gathering
Merujuk presentasi perusahaan, rasio non performing financing (NPF) unit usaha syariah (UUS) BTN memang cukup tinggi sebesar 4,47% per Juni 2019, jauh di atas posisi tahun sebelumnya 1,09%.
Pun, berdasarkan penyaluran kreditnya tercatat kredit konstruksi naik cukup tinggi dari 4,28% di Juni 2018 menjadi 8,53% per Juni 2019. Hal serupa juga terjadi pada kredit komersial yang mencatatkan NPL 6,9% sedikit naik dari tahun sebelumnya 6,62%.
Nixon menjelaskan, melihat fakta tersebut pihaknya meramal NPL pada akhir tahun masih akan ada di kisaran 2,7%-2,8%. Alih-alih menjaga laju NPL, perseroan pun berniat meningkatkan rasio pencadangan ke posisi 70% di semester II 2019.
Sebabnya, pada periode semester I 2019 rasio pencadangan BTN justru turun menjadi 37,87% dari tahun lalu 41,72%.
Baca Juga: Bank Mandiri: Potensi kehilangan pendapatan dari EDC akibat listrik padam cukup besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News