Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pengelolaan dana nasabah tajir alias wealth management (WM) PT Bank Mandiri Tbk terus berkembang. Dana tersebut dijaring dari nasabah kaya yang memiliki saldo rekening di atas Rp 1 miliar.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gundardi mengungkapkan hingga akhir Juni 2019, total dana kelolaan atau fund under management (FUM) sudah mencapai Rp 205,3 triliun. Nilai tersebut tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,75% dibandingkan periode akhir Juni 2019.
Baca Juga: Mata uang China anjlok ke level terendah dalam satu dekade, siap perang mata uang?
Dana tersebut antara lain diperoleh dari 55.000 nasabah tajir perseroan yang tersebar di beragam instrumen investasi. Serta didukung oleh 63 outlet prioritas yang tersebar di 12 wilayah Indonesia.
Nah dari jumlah tersebut, setidaknya Bank Mandiri sudah berhasil memperoleh fee based income (FBI) sebanyak Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar. "Tahun ini diharapkan bisa meningkat menjadi Rp 700 miliar," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (5/8).
Menurutnya, bisnis WM saat ini masih menjadi salah satu core bisnis yang menjanjikan untuk memperoleh pendapatan komisi dari transaksi dan aktifitas nasabah perusahaan.
Baca Juga: Indomaret akui sejumlah gerai masih ditutup akibat pemadaman listrik
Tahun ini, ada beberapa tantangan yang masuk dalam perhatian khusus Bank Mandiri. Salah satunya adalah berakhirnya periode lock up period program amnesti pajak yang jatuh pada bulan Oktober-Desember 2019.
Sebabnya, dari total dana repatriasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 127 triliun, sebanyak Rp 8,5 triliun diparkir di Bank Mandiri.
"Kami ingin dana ini jangan sampai hilang, Menteri Keuangan juga sudah menghimbau pihak jasa keuangan dan mungkin akan keluar kebijakan-kebijakan baru," terangnya.
Baca Juga: Incar nasabah kelas kakap, Bank Mandiri bakal gelar customer gathering