Reporter: Riendy Astria, Adi Wikanto |
JAKARTA. Keharusan investor memiliki rekening sendiri yang terpisah dari perusahaan sekuritas bakal berlaku pada Februari 2012. Hanya saja, sampai saat ini sebagian besar investor belum memiliki rekening sendiri atau rekening dana investor (RDI). Diperkirakan, jumlah investor yang memiliki rekening efek sendiri kurang dari 50%.
Hendrata Sadeli, Presiden Direktur PT Panin Sekuritas Tbk, bilang, baru sekitar 40% investornya yang memiliki rekening efek sendiri. Tapi dia enggan menjelaskan jumlah investor yang bertransaksi saham melalui perusahaannya. Berdasarkan data di Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi perdagangan efek Panin sepanjang tahun 2011 sebesar Rp 27,66 triliun, naik 5,7% dari tahun 2010.
Menurut Hendrata, kepemilikan rekening terpisah itu tergantung pada investor. Sebenarnya, pihaknya sudah mensosialisasikan hal itu. Namun, banyak investor yang bingung sehingga belum bisa membuat rekening sendiri.
Selain itu, sistem online trading Panin Sekuritas masih baru. Akibatnya, himbauan ke nasabah kurang berjalan optimal. "Tapi kami yakin, satu atau dua bulan lagi, semua investor bisa memiliki identitas tunggal," jelas Hendrata, kemarin.
Benny Hardiman Setiabrata, Direktur Utama PT Buana Capital, berujar, jumlah investornya yang memiliki rekening terpisah sudah sekitar 50%. Ia juga merahasiakan jumlah nasabahnya. Sepanjang tahun lalu, nilai transaksi perdagangan efek Buana Capital Rp 8,88 triliun, melonjak 63% dari tahun 2010.
"Kami sudah mengirimkan semua data ke bank, tapi yang baru balik (tercipta rekening terpisah) baru 50%," ucap Benny.
Lily Widjaja, Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), menjelaskan, lebih dari 300.000 investor belum memiliki rekening terpisah. Ia berharap, anggotanya mendorong para investor segera membuat rekening terpisah.
"Apalagi, ada keringanan pemberlakuan aturan ini, yakni mundur 14 hari dari rencana awal 1 Februari 2012. Ini harus dimanfaatkan," terang Lily. Soalnya, tanpa rekening terpisah, perusahaan sekuritas tidak bisa menjalankan transaksi. Kondisi ini tentu akan mengganggu kinerja perusahaan sekuritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News