kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Banyak Tantangan, Bankir Senior Soroti Pentingnya Menjaga Kualitas Kredit


Kamis, 04 Juli 2024 / 15:11 WIB
Banyak Tantangan, Bankir Senior Soroti Pentingnya Menjaga Kualitas Kredit
ILUSTRASI. Uang beredar: Teller menghitung uang di Bank Mega, Jakarta, Selasa (12/3/2024). Sejumlah Ekonom memperkirakan potensi kenaikan perputaran uang selama bulan suci Ramadhan tahun ini bisa mencapai 15% yoy. KONTAN/Baihaki/12/03/2024


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awan mendung memang tengah membayangi industri perbankan saat ini. Terlebih, penurunan kualitas kredit menjadi salah satu sorotan yang dikhawatirkan bakal terus berlanjut. 

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keeuangan (OJK) mencatat NPL gross perbankan ada di level 2,33% per Mei 2024. Angka tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya di level 2,25% dan di akhir Desember 2023 juga berada di level 2,19%.

Salah satu bankir senior, Taswin Zakaria, mengungkapkan bahwa kualitas kredit perbankan saat ini merupakan efek domino dari beberapa hal. Beberapa di antaranya adalah mengejar pertumbuhan kredit serta menjaga mempertahankan margin yang sehat.

Baca Juga: OJK Telah Selesaikan Penanganan 127 Berkas Perkara hingga 30 Juni 2024

Mantan Presiden Direktur Maybank Indonesia ini bilang bahwa sejatinya untuk meningkatkan kredit, bank biasanya mencari nasabah-nasabah baru. Sayangnya, nasabah-nasabah bagus biasanya sudah overbanked.

“Kalau tumbuh dari nasabah baru biasanya juga hasil take over dari bank lain,” ujar Taswin.

Oleh karenanya, ia bilang industri/segmen/nasabah baru menjadi satu-satunya pilihan untuk tetap tumbuh. Namun, ia mengungkapkan sering kali segmen baru ini memiliki risiko yang lebih tinggi sehingga dalam kurun satu hingga tiga tahun, kredit menjadi bermasalah.

Lebih lanjut, dalam kondisi suku bunga acuan yang tinggi, Taswin melihat perbankan harus bisa mempertahankan margin yang dimiliki. Namun, dengan ketatnya persaingan kredit, saat ini tidak mudah untuk mempertahankan loan pricing.

Baca Juga: Simak Strategi Perbankan Atasi Rekening Pasif

Ia bilang jika bank mengandalkan pertumbuhan dari nasabah bagus, maka margin yang terbentuk akan tipis. Bahkan, tak menutup kemungkinan kalau margin yang didapat bisa negatif karena nasabah bagus punya daya tawar tinggi.

“Alhasil margin bisa tumbuh dari nasabah dengan profil kredit kurang bagus, namun itu ada risikonya,” tandasnya. .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×