Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) meminta perusahaan asuransi, terutama yang berbentuk joint venture alias patungan, mengurangi penggunaan tenaga ahli dari luar negeri. Sang regulator meminta, asuransi juga memberdayakan sumber daya manusia (SDM) lokal di posisi strategis. Dengan demikian, investasi asing yang masuk bisa mendorong pembentukan tenaga ahli dari SDM lokal.
Catatan Bapepam-LK, investasi asing di perasuransian nasional kurang bermanfaat bagi pengembangan SDM karena SDM lokal jarang berkesempatan menduduki jabatan penting di perusahaan yang modal mayoritas dari asing itu. Seringkali, pegawai lokal hanya menjadi karyawan biasa atau agen pemasaran. "Padahal, tujuan pembukaan pintu bagi investor asing itu untuk membantu meningkatkan SDM dan teknologi," ujar Isa Rachmatawarta, Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK, akhir pekan lalu.
Cara meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah melalui transfer ilmu dan keahlian. Ini bisa terjadi jika karyawan lokal menempati pos penting sehingga bisa belajar aspek manajerial. "Dan juga belajar perilaku usaha yang baik," terang Isa.
Sayang, Isa enggan menjelaskan data jumlah tenaga asing di perusahaan joint venture, entah karena tidak punya atau sengaja menyembunyikannya. Namun, teguran Bapepam-LK bukan sekadar pepesan kosong. Ini terlihat dari rencana Bapepam-LK untuk mengatasi masalah ini. Isa mengaku tengah menjajaki kerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi beserta perusahaan-perusahaan perasuransian joint venture. Kerjasama itu untuk menghasilkan aturan baru terkait keseimbangan posisi kunci antara SDM asing dengan lokal. "Kerjasamanya sebentar lagi," jelas Isa.
100% lokal
Edy Tuhirman, Presiden Direktur PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia, membantah hal itu. Perusahaan asuransi yang sahamnya dikuasai investor asal Italia ini mengaku menggunakan 100% tenaga lokal. "Dari presiden direktur hingga karyawan biasa, semuanya lokal," jelas Edy.
Sancoyo Setiabudi, Presiden Direktur PT Zurich Insurance Indonesia pun senada. Perusahaan yang sahamnya dikuasai investor Jerman ini mengklaim tak menggunakan satu orang pun tenaga asing. "Saya kira, hal itu tidak bisa disamaratakan, harus dicek ke setiap perusahaan joint venture," tandas Sancoyo.
Kedua perusahaan itu mengaku tidak pernah meragukan kualitas tenaga lokal. Bahkan, banyak tenaga domestik yang bisa menciptakan produk andalan. Di Generali, misalnya, karyawan lokal bisa menciptakan produk asuransi berbasis investasi atau unitlink yang diklaim bisa mencegah kerugian saat harga sedang turun. "Namanya iDARE dan UB Pro, itu 100% buatan karyawan kami, asli Indonesia," ujar Edy berbangga.
Adi Purnomo, Ketua Bidang Hukum dan Perundangan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mendukung upaya regulator. "Jadi bukan hanya uang yang mereka bawa, tapi ilmu untuk tenaga lokal sehingga semakin mendukung industri," kata Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News