Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menggalakkan pembayaran non tunai sebagai upaya penerapan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Penerapan non tunai ini sudah dilakukan di berbagai transportasi, termasuk transjakarta.
Perusahaan-perusahaan swasta pun melirik bisnis non tunai di transportasi, salah satunya adalah aplikasi dompet elektronik Paypro. Paypro mulai menggarap pembayaran non tunai di sektor transportasi. Bidikannya, para penumpang bajaj di Jakarta kini bisa menggunakan uang elektronik dari Paypro untuk membayar ongkosnya.
“Kami telah menjalin kerja sama dengan beberapa koperasi bajaj dengan total kurang lebih 800 bajaj dalam hal pembayaran dengan menggunakan aplikasi PayPro," ujar Chief Marketing Officer PayPro Heidi Bokau dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (2/11).
Heidi menambahkan pembayaran dengan menggunakan aplikasi PayPro ditargetkan akan bisa mulai digunakan pada akhir November dan setiap Bajaj akan dilengkapi dengan QR Code agar para penumpangnya bisa melakukan pembayaran dengan PayPro.
PayPro memilih kerja sama dengan Bajaj dikarenakan saat ini pengguna Bajaj masih cukup banyak dan merupakan sarana yang tepat untuk mengedukasi masyarakat mengenai transaksi non tunai. Diharapkan ke depannya masyarakat Indonesia mulai bisa beralih dari transaksi tunai menjadi non tunai.
"Ini merupakan salah satu dukungan kami terhadap Gerakan Nasional Non Tunai yang dicanangkan oleh Bank Indonesia pada 2014 lalu serta bentuk dukungan kami terhadap industri UMKM. Kami juga menargetkan agar ke depannya PayPro bisa digunakan untuk pembayaran angkutan umum lainnya," katanya.
"Saat ini juga telah tersedia update untuk aplikasi PayPro yaitu PayPro 2.0 bagi pengguna Android maupun Iphone. PayPro 2.0 memberikan tampilan yang memberikan kemudahan bagi para penggunanya", tambahnya kembali.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruan Sinungan mengatakan penerapan non tunai di angkutan umum termasuk bajaj sangat positif untuk masyarakat. Sebab, masyarakat akan mulai terbiasa dengan menggunakan uang elektronik di angkutan umum.
"Kemajuan teknologi harus disikapi dan masyarakat harus biasa pakai uang elektronik seperti tol. Ini langkah bagus bisa dilakukan di bajaj. Ini suatu langkah positif yang harus dilakukan," kata Shafruan.
Menurutnya, dengan adanya penerapan non tunai dengan menggunakan uang elektronik di transportasi merupakan suatu kemajuan untuk industri transportasi Tanah Air.
"Artinya ternyata kita bawa uang elektronik banyak efisiensinya. Masyarakat kita harus diedukasi seperti ini. Ini suatu langkah positif buat transportasi kita ya," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Program Elektronifikasi Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Pungky Purnomo Wibowo menambahkan Bank Indonesia mendukung siapa saja yang ingin terjun di bisnis uang elektronik. Asalkan, penerapannya berguna untuk masyarakat.
"Kenapa tidak, sepanjang berizin resmi dan masyarakat aman, nyaman serta handal menggunakan uang elektronik, ya monggo," tambah Pungky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News