Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski penyaluran kredit terus meningkat, penarikan fasilitas kredit oleh debitur belum terlalu lancar. Berdasarkan data Otoritas Jasa keuangan (OJK), fasilitas kredit yang belum ditarik alias undisbursed loan masih meningkat 3,99% secara tahunan secara year on year (YoY) menjadi Rp 1.771,38 triliun.
Bankir optimis, tren ini akan semakin melandai di penghujung tahun seiring meningkatnya permintaan kredit yang sudah meningkat 11,95% per Oktober 2022.
Sedangkan kredit yang yang masih mengalami perlambatan berdasarkan data Bank Indonesia (BI) ada pada sektor listrik, gas, dan air bersih baik untuk kredit investasi dan kredit modal kerja.
Sedangkan kredit investasi yang mengalami pertumbuhan paling rendah ada di sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan hanya naik 3,8%. Sedangkan, untuk kredit modal kerja tumbuh paling kecil dari sektor pengangkutan dan konstruksi naik hanya 4,2% YoY.
Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Investasi Diprediksi Berlanjut Hingga Tahun 2023
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan, fasilitas kredit yang belum ditarik debitur mencapai Rp 301,4 triliun per Oktober 2022. Merujuk laporan keuangan, nilai itu meningkat 12,43% YoY dari Oktober 2021 yang sebesar Rp 2668,08 triliun.
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyatakan, masih terdapat potensi dalam meningkatkan penyaluran kredit lebih besar seiring dengan pemulihan aktivitas bisnis dari debitur.
“BCA berharap pertumbuhan kredit akan tumbuh di kisaran 8%-10% pada tahun ini, ditopang oleh likuiditas yang masih memadai dan harapan akan pemulihan ekonomi sehingga dapat mendorong permintaan kredit,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News