kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BCA mencetak pertumbuhan KPR tertinggi


Senin, 15 Oktober 2012 / 08:49 WIB
BCA mencetak pertumbuhan KPR tertinggi
ILUSTRASI. Kenali zoonosis dari hewan peliharaan.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kebijakan pembatasan plafon kredit atau loan to value (LTV) di kredit konsumsi belum mempengaruhi kinerja kuartal III-2012 perbankan. Buktinya, Bank Central Asia (BCA), Bank BNI, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) nan fantastis.

Mari kita sambangi dulu BCA. Per September 2012, BCA membukukan KPR senilai Rp 40 triliun, tumbuh 73% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Direktur Konsumer BCA Henry Koenaifi, mengatakan, BCA bisa meredam efek aturan Bank Indonesia (BI) itu dengan menawarkan bunga KPR single digit.

Bunga rendah berhasil memacu permintaan KPR, kendati uang muka naik menjadi 30%. Bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum itu akan menambah kucuran KPR sebesar Rp 1 triliun - Rp 2 triliun, sehingga total KPR mencapai Rp 41 triliun - Rp 42 triliun pada akhir 2012. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) akan dijaga di bawah 1%. Sementara BRI mencatat pertumbuhan KPR hingga 71%.

Namun, kenaikan ini terlihat fantastis karena tahun sebelumnya outstanding KPR belum terlalu tinggi. Maklum, dibandingkan bank besar lain, BRI telat masuk ke bisnis ini.

Direktur Bisnis Konsumer BRI, Toni Soetirto, mengatakan, per September 2012, BRI menggelontorkan KPR hingga Rp 12 triliun. "Komposisi KPR terhadap kredit konsumer mencapai 80%, sisanya kredit kendaraan dan kartu kredit," katanya.

Sedangkan kontribusi KPR terhadap total kredit sekitar 4%. Ini belum ada apa-apanya dibandingkan kredit UMKM yang berkontribusi hingga 80%. Bank milik pemerintah ini meyakini, bisnis KPR sangat prospektif, meskipun BI mengetatkan aturan. "Kami menargetkan KPR mencapai Rp 13 triliun sampai akhir tahun," kata Toni.

BNI juga menikmati manisnya bisnis ini dengan mencetak kenaikan kredit 43% menjadi Rp 23 triliun per September 2012. Dari jumlah tersebut, kata Head of Product and Business Credit Consumer BNI, Indrastomo Nugroho, sebanyak 70% merupakan KPR rumah baru.

Pada sisa semester ini, BNI akan mengucurkan KPR sebesar Rp 400 miliar. Caranya, menawarkan bunga 8% selama lima tahun. "Kami membidik pertumbuhan KPR sebesar 30% atau sebesar Rp 5,4 triliun sepanjang tahun 2012 dan NPL di bawah 2%," katanya.

Informasi saja, pada Agustus 2012, BI mencatat penyaluran KPR mencapai Rp 196 triliun, tumbuh 23% dari setahun lalu. Sementara kredit pemilikan ruko dan rukan Rp 18 triliun atau tumbuh hingga 50%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×