Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memproyeksi pertumbuhan kredit 2018 ini sebesar 8%-10%. Angka ini lebih rendah dari realisasi 2017 sebesar 12% secara tahunan atau year on year (yoy).
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA mengatakan, pada akhir tahun lalu, pertumbuhan kredit BCA lebih tinggi dari industri. "Kami 12% sedangkan pertumbuhan kredit industri 8%-9% yoy saja,"kata Jahja kepada Kontan.co.id, Jumat (19/1).
Pada tahun ini BCA masih akan tetap fokus ke menyalurkan kredit ke sektor korporasi, konsumer dan infrastruktur.
Dengan relaksasi aturan likuiditas dari Bank Indonesia (BI) tahun ini dalam bentuk GWM averaging dan penghitungan rasio likuiditas baru FFR diproyeksi akan menjadi sentimen positif.
Ini akan membuat bank lebih fleksibel dalam pengelolaan likuiditas. Jahja bilang saat ini likuiditas BCA sudah lebih dari cukup yaitu LFR 78%.
Sayang Jahja belum merinci kenapa pertumbuhan kredit tahun ini sedikit lebih rendah dari tahun lalu dan berapa penambahan likuiditas dari penerapan aturan baru BI tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News