Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BCA Digital menargetkan sudah mengantongi keuntungan atau laba bersih tahun 2023. Hal itu sejalan dengan perkembangan bisnis bank digital yang beroperasi lewat platform Blu tersebut.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), mengatakan jumlah pengguna Blu saat ini sudah mencapai 1,1 juta. Menurutnya, jumlah tersebut sudah cukup sebagai basis satu bank digital untuk didorong bertransaksi.
"Kita terus belajar bagimana membuat suatu platform yang baik. Secara rencana bisnis bank (RBB), BCA Digital kita harapkan sudah menghasilkan profit tahun ini," ungkapnya saat konferensi pers laporan keuangan BCA 2022, Kamis (26/1).
Untuk meningkatkan pengguna Blu, lanjutnya, berbagai promo telah dilakukan. Namun, agar bank bisa berkembang, tidak cukup hanya dengan meningkatkan pembukaan rekening atau akun. Namun, nasabah atau pengguna teregistraasi harus memiliki dana di rekeningnya dan aktif bertransaksi.
"Tidak cukup hanya buka rekening tetapi tidak ada transaksi dan dana mengendap di rekeningnya. Tetapi setelah buka rekening, apa aktivitasnya? Itu yang diinginkan." ujar Jahja.
Baca Juga: Laba Bank Central Asia (BBCA) Melonjak 29,6% Jadi Rp 40,7 Triliun pada 2022
Aktivitas transaksi yang aktif dilakukan akan menyebabkan pengendapan dana dana rekeningnya. Jahja bilang, dana tersebut yang akan di leverage bank digital untuk disalurkan ke dalam kredit dan menghasilkan profitabilitas.
Dari sisi fee atau biaya transaksi, lanjut Jahja, BCA Digital belum bisa berharap banyak menghasilkan pendapatan. Pasalnya, banyak bank digital masih menawarkan bebas biaya transaksi karena masih dalam proses belanjar mengembangkan bisnisnya.
Tahun ini, BCA Digital akan mulai mengembangkan layanan kredit digital. Adapun sepanjang 2022, bank ini masih mengandalkan penyaluran kredit lewat parnership dan channeling.
Dari sisi penghimpunan dana, BCA Digital tercatat gesit. Dari 1,1 juta pengguna, bank yang baru berusia satu setengah tahun ini meraih Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 6,85 triliun per akhir 2022. Sedangkan portofolio kreditnya telah mencapai Rp 3,24 triliun.
Sementara terkait IPO, BCA belum berencana membawa anak usahanya tersebut melantai di bursa saham dalam waktu dekat meskipun sudah ditargetkan untung tahun ini.
"Untuk IPO saya pikir masih long way to go karena kami harus memastikan bank ini punya track record yang betul-betul mantap dulu. Kalau sudah layak baru IPO, kalau belum kita fokus untuk kembangkan bisnisnya dulu," pungkas Jahja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News