Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) optimistis ekspansi kredit akan akan terus meningkat tahun depan meskipun ada bayang-bayang resesi global. Bank swasta terbesar di Tanah Air menargetkan kredit tumbuh 12% tahun depan.
Target tersebut meningkat dari target perseroan tahun ini yang ditetapkan hanya sekitar 8%-10%. Adapun per September 2022, kredit BCA sudah tumbuh 12,6% YoY.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA mengatakan, pihaknya optimistis permintaan kredit akan tumbuh. Ada beberapa faktor yang dinilai akan semakin mendorong kredit.
Pertama, akan terjadi kenaikan cost of goods sold (COGS) atau komponen biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk/jasa. Hal itu disebabkan oleh kenaikan row material untuk menyediakan barang-barang yang akan dijual dan juga karena kenaikan biaya tenaga kerja.
Baca Juga: Perbankan Tetap Optimistis KPR Tumbuh Lebih Tinggi di 2023 Meski Tren Suku Bunga Naik
"Kalau itu naik bank harus memberikan pinjaman kepada agen-agen. Itu pasti akan lebih lama. Kalau use loan aja, kita tak perlu tambah loan baru, katakan saat ini use loan misalnya 58% naik menjadi 65%, itu sudah aja sudah hampir 10% kenaikannya. Tapi memang tidak semua debitur naik," jelas Jahja dalam paparan virtualnya baru-baru ini.
Kedua, minat investasi sudah mulai ada. Menurut Jahja, era bunga tinggi akan terjadi tahun depan, namun pada akhir 2023 bunga akan cenderung flat dan pada tahun 2024 akan kembali mereda. Dengan proyeksi tersebut, consumer good diperkirakan akan semakin laku pada 2024.
Oleh karena itu, lanjut Jahja, volume produksi harus sudah mulai ditingkatkan dan untuk itu diperlukan investasi mulai tahun depan karena proses pembangunan pabrik atau menambah kapasitas produksi setidaknya butuh waktu satu tahun. Sehingga saat deman meningkat, pelaku industri sudah siap dengan kapasitas yang cukup.
Ketiga, BCA melihat sektor pertambangan dan perkebunan sawit atau CPO masih akan menarik tahun depan.
Sementara Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA, mengatakan permintaan kredit investasi terutama banyak dari sektor logistik, telekomunikasi, farmasi, petrokimia dan baja.
"Permintaan kredit investasi untuk sektor logistik bagus, bahkan saat Covid-19 juga tetap baik dan pertumbuhannya berlanjut saat ini. Untuk sektor telekomunikasi meningkat sejalan dengan perkembangan ekonomi digital, Indonesia juga bergerak ke layanan 4G sehingga investasi di telekomunikasi berlanjut," kata Vera dalam paparan virtualnya baru-baru ini.
Baca Juga: BI Siapkan Uang Tunai Rp 117,7 Triliun untuk Penuhi Kebutuhan Nataru
Untuk sektor pharmacycle, kata Vera, perkembangannya semakin positif. Bahkan, swasta juga sudah mulai melakukan investasi untuk sektor ini, hal yang sebelumnya jarang sekali terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News