CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Beban meningkat, laba Adira Finance anjlok 44%


Kamis, 23 Oktober 2014 / 15:50 WIB
Beban meningkat, laba Adira Finance anjlok 44%
ILUSTRASI. Dapatkan Promo Kartu Kredit Mega, Diskon Hotel & Tiket Pesawat PegiPegi Rp 100.000


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Tahun kuda sepertinya bukan tahun keberuntungan bagi PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk alias Adira Finance. Perlambatan pertumbuhan pembiayaan yang terjadi dan pengetatan likuiditas yang berakibat pada mahalnya biaya dana terus membayangi kinerja keuangan perseroan.

Berdasarkan Keterbukaan Informasi, pada kuartal ketiga tahun ini, laba anak usaha PT Bank Danamon Indonesia Tbk itu melorot 44% menjadi Rp 688,2 miliar jika dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan laba tersebut dikarenakan pertumbuhan beban lebih tinggi ketimbang peningkatan jumlah pendapatan. Beban perseroan melesat 22,4% menjadi Rp 5,23 triliun, sedangkan pendapatan hanya tumbuh 3,8% menjadi Rp 6,15 triliun.

I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance mengatakan, pihaknya mencatat lima faktor yang paling menekan pertumbuhan laba. “Pertama, perlambatan pertumbuhan penjualan otomotif berlanjut dari tahun lalu sampai saat ini. Otomatis, pertumbuhan pembiayaan pun terkena imbas,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (23/10).

Kedua, kenaikan biaya dana yang hampir tidak bisa dihindari. Yakni, mencapai 250 – 300 basis point (bps) sejak pertengahan tahun lalu sampai saat ini, baik pendanaan dari pasar modal maupun pinjaman bank di dalam dan luar negeri. Kenaikan biaya dana ini tidak serta merta membuat perseroan mengerek bunga kredit, karena dampaknya terhadap persaingan bisnis dan rasio kredit macet.

Ketiga, sambung dia, pendapatan imbal jasa yang tertekan karena perubahan pencatatan komisi akibat Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan 06/D.05/2013 tentang Penetapan Tarif Premi serta Ketentuan Biaya Akuisisi pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor dan Harta Benda. Kini, pencatatan komisi tidak dilakukan sekaligus.

“Keempat, kenaikan biaya operasional sebagai lanjutan dari kenaikan UMR (upah minimum regional). Kami tidak bisa tidak menaikkan gaji karena kami memperkerjakan lebih dari 28.000 orang karyawan. Dan terakhir, faktor yang menekan laba, yaitu peningkatan biaya kredit karena penurunan daya beli,” imbuh Made.

Asal tahu saja, pertumbuhan beban Adira Finance yang mencapai 22,4% pada kuartal ketiga tahun ini disumbang oleh beban bunga dan keuangan sebesar yang naik 39% menjadi Rp 1,65 triliun, beban penyisihan kerugian penurunan nilai dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan, dan beban administrasi dan umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×