Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank menilai peran karyawan sebagai tenaga kerja masih berkontribusi besar dan tidak bisa dilepaskan begitu saja, meskipun seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini.
Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah karyawan di beberapa bank yang tercatat meningkat, sehingga biaya beban tenaga kerja juga alhasil meningkat.
Bank Central Asia (BCA) misalnya, yang pada semester I 2023 mencatat beban tenaga kerja meningkat secara tahunan dari Rp 7,19 triliun menjadi Rp 8,24 triliun pada semester I 2023.
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. menyampaikan kenaikan beban tenaga kerja ini seiring dengan peningkatan tenaga kerja BCA. Hal ini mengingat pentingnya peran karyawan dalam memberikan layanan prima terhadap nasabah.
Baca Juga: Cyber Crime Level Internasional yang Menyerang Industri Jasa Keuangan Sulit Diusut
"Pada prinsipnya, di era digital ini kami melihat, tidak seluruh transaksi dapat digantikan sepenuhnya dengan digital, sehingga petugas frontliners, baik yang melayani transaksi hingga satpam, terus kami kembangkan untuk memberikan layanan yang paling optimal untuk nasabah," kata Hera kepada Kontan, Senin (21/8).
Heran menjelaskan, meski transaksi melalui kanal digital terus meningkat seiring dengan pertumbuhan nasabah BCA, transaksi melalui kantor cabang masih berkontribusi sebesar 32,6% dari total nilai transaksi BCA sepanjang Semester I 2023.
BCA mencermati pelayanan oleh karyawan, dan digitalisasi harus berjalan dengan beriringan, dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan nasabah yang beragam. Alhasil, total volume transaksi BCA terus tumbuh secara konsisten, mencapai Rp 14,3 miliar di semester I 2023, atau naik 27,2% YoY.
"Kami secara konsisten mengusung konsep hybrid banking untuk senantiasa melayani nasabah yang bertumbuh, baik di ekosistem online maupun offline," lanjut Hera.
Ke depan, Hera menyampaikan BCA akan terus mengembangkan karyawan sesuai dengan kebutuhan nasabah yang semakin meningkat terkait dengan layanan perbankan.
Di sisi lain, Bank Mandiri mencatat penurunan beban tenaga kerja di Juni 2023 mengingat jumlah pegawai setiap bulannya yang dinamis sesuai lalu lintas pegawai keluar masuk di bulan tersebut. Bank Mandiri mencatat beban tenaga kerja menurun 1,67% YoY dari Rp 5,93 triliun menjadi Rp 5,84 triliun pada semester I 2023.
Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo penurunan jumlah karyawan tersebut merupakan bagian dari dinamika lingkungan kerja di Bank Mandiri.
"Posisi pegawai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan Desember 2022, hal ini tidak dapat disimpulkan sebagai pengurangan pegawai, namun bagian dari dinamika pergerakan pegawai setiap bulannya," kata Sigit kepada Kontan, Senin (21/8).
Lebih lanjut Sigit menyampaikan Bank Mandiri tetap membuka lowongan pekerjaan setiap bulannya baik untuk kebutuhan talent-talent digital ataupun talent-talent lainnya sesuai kebutuhan bank.
Baca Juga: Bank DKI Ambil Peran pada Gelaran Jakarta Half Marathon 2023
Sementara itu meski belum merilis laporan keuangannya di semester I 2023, Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada kuartal I Sementara beban tenaga kerja BRI meningkat secara 11,59% dari Rp 9,57 triliun menjadi Rp 10,68 triliun,
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi menyampaikan kenaikan tersebut seiring dengan kenaikan jumlah tenaga kerja sebagai salah satu upaya untuk terus memastikan pemenuhan SDM berada pada level cukup, cakap dan handal serta dalam rangka memberikan employee benefit pada level competitiveness yang sesuai.
"Benefit yang berada pada level yang sesuai, juga turut mendorong pertumbuhan bisnis BRI ke depannya," kata Hendy kepada Kontan, minggu lalu.
Lebih lanjut Hendy merinci meskipun biaya tenaga kerja tercatat naik namun rasio terkait efisiensi masih terjaga dengan sangat baik, pada kuatal I 2023 CIR (Cost to Income Ratio) BRI berada ada level 41,83% atau lebih baik dibanding posisi yang sama tahun lalu sebesar 42,23%.
"Hal ini membuktikan BRI mampu menjalankan bisnis secara lebih efisien dengan fokus pada digitalisasi bisnis proses, dan ke depan akan terus meningkatkan inovasi digital lainnya agar mampu menciptakan kinerja yang semakin efisien, profitable dan berkelanjutan," kata Hendy.
Dalam kebijakan rekerutmen, BRI melakukan pengelolaan dan pengembangan talenta-talenta unggul untuk kesuksesan transformasi perusahaan.
Untuk mendapatkan Insan BRILiaN yang unggul di tengah kondisi talent war saat ini, Hendy mengatakan BRI secara konsisten melakukan inovasi untuk meningkatkan daya tarik, dengan strategi rekrutmen yang lebih kreatif melalui berbagai sumber dan berbagai jalur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News