Reporter: Umi Kulsum | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan kendaraan bermotor menunjukkan tren positif hingga Juli 2018. Data Gaikindo mencatat, penjualan mobil naik 6,35% menjadi 661.215 unit. Meski penjualan mobil baru meningkat, hal ini dinilai tidak berdampak banyak pada target pembiayan mobil bekas pelaku industri.
Beberapa pelaku multifinance misalnya, tidak pasang target agresif pembiayaan mobil bekas sampai akhir tahun ini. Sebab, konsumen akan menunggu program-program mobil baru menjelang masuknya produksi di tahun depan.
Ambil contoh, PT BCA Finance tidak memasang target yang tinggi untuk pembiayaan mobil bekas sampai akhir tahun ini. Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan, sampai Juli 2018, pembiayaan yang disalurkan perseroan sebesar Rp 20,4 triliun. Angka ini hanya naik sekitar 3,5% jika dibandingkan dengan periode sama tahun kemarin.
"Secara rata-rata, pertumbuhan pembiayaan mobil bekas juga tumbuh sama sekitar 3,5%," kata Roni kepada Kontan.co.id, akhir pekan ini.
Dia bilang, komposisi mobil bekas menyumbang kontribusi sebesar 30% sedangkan pembiayaan mobil baru 70%. BCA Finance masih akan menjaga komposisi bisnis di level tersebut.
Hingga tutup tahun nanti, anak usaha Bank BCA ini menargetkan pertumbuhan mobil bekas flat alias sama dengan tahun lalu. Hal ini sebab dari sisi risiko pembiayaan mobil bekas yang cenderung tinggi. "Sehingga, kami harus ekstra hati-hati dalam akuisisinya. Untuk pembiayaan mobil bekas memang kami batasi pertumbuhannya," ujar dia
Direktur Utama MNC Finance Suhendra Lie mengatakan, hingga pertengahan tahun kemarin lini bisnis ini masih belum tumbuh kencang alias flat. Adapun kontribusi pembiayaan mobil bekas mencapai 60% dari total pembiayaan yang direalisasikan sebesar Rp 1,15 triliun sampai Juni 2018. MNC Finance juga tidak memasang target agresif untuk pembiayaan mobil bekas sampai akhir tahun.
Sampai akhir tahun ini, MNC Finance memasang target pembiayaan Rp 3 triliun. Untuk mencapai target itu, perusahaan pembiayaan bagian dari MNC Group menggenjot bisnis multiguna yang memiliki ceruk pasar potensial.
"Kita lebih prioritaskan ke kredit multiguna yang peluangnya besar karena masih banyak orang yang membutuhkan pinjaman secara cepat," kata Suhendra
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News