kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Beberapa prediksi ekonom mengenai BI rate


Senin, 09 Januari 2012 / 11:53 WIB
Beberapa prediksi ekonom mengenai BI rate
ILUSTRASI. PT. Prodia Widyahusada (PRDA). KONTAN/BAihaki/5/10/2017


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Pelaku pasar dalam negeri tengah menanti keputusan suku bunga yang akan di terbitkan oleh Bank Indonesia (BI), Kamis (12/1) mendatang.

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank BNI Tbk (BBNI) meraba, otoritas moneter masih akan menjaga suku bunga acuan pada level 6% bulan ini.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengungkapkan setidaknya ada tiga alasan yang menjadi dasar asumsi Bank Mandiri.

Pertama, tekanan terhadap rupiah dan mata uang regional beberapa hari terakhir. Kedua, melihat efektivitas penurunan BI rate selama ini terhadap suku bunga bank, khususnya suku bunga kredit.

Ketiga, ekspektasi inflasi yang meningkat pada tahun ini. "Jadi, Mandiri masih tetap melihat untuk awal tahun, BI rate tetap di 6% bulan ini," ulas Destry, Senin (9/1).

Senada dengan Destry, Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto juga menilai BI rate masih akan bertahan di 6% karena pengaruh volatilitas pasar uang dan ekspektasi kenaikan inflasi.

"Rupiah masih berada dalam tekanan eksternal yang kuat," ujar Ryan. Ia melanjutkan, ekspektasi inflasi bakal naik dipicu lonjakan harga pangan dan kenaikan gaji PNS 2012. Meski demikian, Ryan menilai ada peluang BI rate turun 25 bps pada Februari atau Maret 2011.

"Tapi setelah itu mungkin naik lagi 25 bps sebagai dampak pembatasan BBM bersubsidi dan kenaikan Tarif Dasar Listrik 10%," ungkap Ryan.

Ada peluang turun

Berbeda dengan dua ekonom di atas, Ekonom INDEF Ahmad Erani justru mengharapkan, bank sentral dapat kembali menurunkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 5,75% dibandingkan level saat ini sebesar 6%. Sebab, hal tersebut akan semakin mendorong perbankan untuk menekan lagi suku bunga kredit.

"BI rate di 6% sebetulnya sudah rendah tapi respon dari perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit masih lamban," ungkap Ahmad kepada KONTAN, Senin (9/1).

Ia menambahkan, jika bank sentral bisa menurunkan BI rate hingga 5,75% secara psikologis penurunan suku bunga kredit perbankan akan lebih mudah dilakukan. BI harus bisa memanfaatkan otoritasnya selaku regulator di bidang perbankan untuk mendesak perbankan. Paling tidak dorongan yang diberikan BI melalui penurunan BI rate bisa menjadi moral suasion bagi industri perbankan.

"Prospek ekonomi tahun ini masih bagus. Apa lagi yang membuat bank masih menunda menurunkan bunga kredit," tandas Erani.

Sebelumnya, Gubernur BI Darmin Nasution mengungkapkan dalam Rencana Bisnis Bank tahun 2012, perbankan harus memasukkan penurunan suku bunga pinjaman mengikuti turunnya BI rate.

"Kami tidak bisa lagi sekadar menurunkan policy rate dan berharap mereka turunkan landing rate-nya," ungkap Darmin saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×