Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Sebelumnya, Jahja menuturkan Bank Royal tidak akan dijadikan bank digital lantaran di BCA hampir seluruh layanan digital banking sudah tersedia.
Alasan BCA untuk menjadikan anak usaha terbarunya tersebut sebagai bank digital yakni karakteristik digital banking BCA ada di sistem pembayaran. "Tapi belum ke kredit digital. Kalau BCA masih seputar buka rekening saja," katanya.
Baca Juga: BTN menggandeng Perumnas menebar promo bunga KPR 4,5%
Namun, dalam prakteknya BCA tidak akan serta merta memberikan data nasabah BCA ke Bank Royal, melainkan melalui skema cross selling.
"Jadi, kalau ada customer yang bagus, kami berikan ke mereka (Bank Royal). Kami arahkan ke Bank Royal, lebih elegan," tambah Jahja.
Meski begitu, pihaknya masih mempelajari skema bisnis yang akan diterapkan di Bank Royal. Sebab, untuk Bank Royal secara penuh bertransformasi menurutnya masih membutuhkan waktu yang cukup lama, setidaknya satu tahun.
Sebagai informasi saja, pada pertengahan April 2019 lalu BCA bersama anak usahanya BCA Finance membeli seluruh saham PT Bank Royal Indonesia dari PT Royalindo Investa Wijaya, Leslie Soemadi, Ibrahim Soemadi, Nevin Soemadi dan Ko Sugiarto.
Baca Juga: Bisa buka rekening Danamon lewat aplikasi D-Bank, begini caranya
Berdasarkan perjanjian, BCA dan BCA Finance akan membeli sebanyak 2,87 juta saham Bank Royal yang mewakili seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor oleh para pemegang saham Bank Royal.
Dalam memuluskan rencananya tersebut, setidaknya BCA sudah merogoh kocek sebanyak Rp 1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News