kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini cara BCA menyiapkan Bank Royal untuk bersaing dengan fintech lending


Kamis, 25 Juli 2019 / 14:57 WIB
Begini cara BCA menyiapkan Bank Royal untuk bersaing dengan fintech lending


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mulai pasang strategi untuk menghadapi gempuran fintech. Pasca BCA akuisisi Bank Royal, strategi tersebut bakal dijalankan.

Menurut Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadha, BCA punya strategi untuk meredam terpaan perusahaan teknologi finansial (Tekfin/Fintech) khususnya peer to peer landing (P2P). 

Baca Juga: Laba bersih turun per Juni, Bank BJB optimistis kinerja membaik di semester II-2019

Sebab, BCA sebagai salah satu bank terbesar di Tanah Air memiliki kelebihan dari sisi database, serta tingkat kehati-hatian yang jauh lebih tinggi dibandingkan fintech pada umumnya.

"Kalau fintech itu bunganya tinggi banget. Kalau kita bisa masuk, harapannya bunganya tidak setinggi itu (fintech)," lanjutnya. 

Hanya saja, Jahja menjelaskan rencana bisnis tersebut mesti lebih dulu disetujui oleh OJK.

Baca Juga: Terpilih jadi deputi gubernur senior BI, ini harapan DPR terhadap Destry Damayanti

Caranya adalah dengan mentransformasi PT Bank Royal Indonesia ke segmen kredit digital. Jahja bilang saat ini pihaknya telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk akuisisi.

Artinya, pihaknya hanya tinggal menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum Bank Royal resmi menjadi anak usaha BCA. "Kami sudah ajukan surat ke OJK, kami harapkan kuartal III bisa rampung untuk Bank Royal," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/7).

Menurut Jahja, Bank Royal nantinya tidak akan fokus dalam menjaring nasabah tabungan lewat digital melainkan didorong pada pengembangan kredit digital. 

Baca Juga: Banyak proyek baru, premi asuransi umum melesat 17,27% di semester I 2019

Strategi yang kini tengah disiapkan antara lain dengan memanfaatkan customer based BCA untuk melakukan pengajuan kredit via digital ke Bank royal. "Lebih ke related kepada supply chain, UKM terutama. Itu yang mau kita coba," jelasnya.

Sebelumnya, Jahja menuturkan Bank Royal tidak akan dijadikan bank digital lantaran di BCA hampir seluruh layanan digital banking sudah tersedia. 

Alasan BCA untuk menjadikan anak usaha terbarunya tersebut sebagai bank digital yakni karakteristik digital banking BCA ada di sistem pembayaran. "Tapi belum ke kredit digital. Kalau BCA masih seputar buka rekening saja," katanya. 

Baca Juga: BTN menggandeng Perumnas menebar promo bunga KPR 4,5%

Namun, dalam prakteknya BCA tidak akan serta merta memberikan data nasabah BCA ke Bank Royal, melainkan melalui skema cross selling.

"Jadi, kalau ada customer yang bagus, kami berikan ke mereka (Bank Royal). Kami arahkan ke Bank Royal, lebih elegan," tambah Jahja. 

Meski begitu, pihaknya masih mempelajari skema bisnis yang akan diterapkan di Bank Royal. Sebab, untuk Bank Royal secara penuh bertransformasi menurutnya masih membutuhkan waktu yang cukup lama, setidaknya satu tahun.

Sebagai informasi saja, pada pertengahan April 2019 lalu BCA bersama anak usahanya BCA Finance membeli seluruh saham PT Bank Royal Indonesia dari PT Royalindo Investa Wijaya, Leslie Soemadi, Ibrahim Soemadi, Nevin Soemadi dan Ko Sugiarto.

Baca Juga: Bisa buka rekening Danamon lewat aplikasi D-Bank, begini caranya

Berdasarkan perjanjian, BCA dan BCA Finance akan membeli sebanyak 2,87 juta saham Bank Royal yang mewakili seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor oleh para pemegang saham Bank Royal.

Dalam memuluskan rencananya tersebut, setidaknya BCA sudah merogoh kocek sebanyak Rp 1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×