Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah bank yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan kinerja keuangan pada kuartal ketiga tahun ini yang berakhir pada 30 September 2024.
Bank-bank tersebut antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Permata Tbk (BNLI), dan PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah).
BCA sebagai bank swasta terbesar membukukan laba bersih sebesar Rp 41,1 triliun, tumbuh 12,8% secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal III-2024, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 36,4 triliun.
Hal ini salah satunya ditopang oleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp 61,1 triliun, naik 9,5% yoy.
Adapun, penyaluran kredit BCA mencapai sebesar Rp 1.270 triliun, tumbuh 11,1% yoy pada kuartal III-2024. Dengan kredit korporasi tercatat sebesar Rp395,9 triliun, atau menyumbang komposisi sebesar 45,1%.
Kualitas kredit pun terjaga dengan baik, dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tercatat sebesar 2,1% per September 2024. Kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) mencapai 6,1% per September 2024, membaik dari periode sama tahun sebelumnya 7,9%.
Baca Juga: Laba BCA Naik 12,8% Menjadi Rp 41,1 Triliun Per September 2024
Pada penghimpunan dana pihak ketiga, BCA membukukan sebesar Rp 1.125 triliun, tumbuh 3,4% yoy. Dengan jumlah dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sebesar Rp 915 triliun atau tumbuh 5,2%.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan kinerja pada kuartal III-2024 ditopang oleh ekspansi pembiayaan berkualitas serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
"Peningkatan kredit hingga September 2024 merefleksikan komitmen BCA untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya dalam paparan kinerja keuangan kuartal III/2024, Rabu (23/10).
Selanjutnya ada BBNI yang membukukan laba Rp 16,3 triliun pada kuartal III-2024. Laba BNI tersebut meningkat 3,52% secara tahunan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 15,75 triliun.
Jika dilihat dari laporan presentasi perseroan, BNI juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,48% yoy menjadi Rp 735,02 triliun. Kenaikan kredit pun turut mendongkrak kinerja aset perseroan yang naik 5,82% yoy menjadi Rp 1.068,08 triliun.
Kenaikan kredit BNI diikuti oleh perbaikan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross turun dari 2,27% per September 2023 menjadi 1,97% per September 2024.
Adapun penghimpunan dana pihak ketiga BNI meningkat 2,96% yoy menjadi Rp 769,74 triliun pada kuartal III-2024 dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 747,59 triliun.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini memaparkan, kinerja intermediasi BNI tumbuh positif dan seimbang, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional yang semakin membaik.
"Mesin pertumbuhan bisnis BNI berada dalam kondisi prima untuk melakukan ekspansi sambil tetap menjaga kualitas aset," katanya.
Baca Juga: Kredit Bank Central Asia (BBCA) Tumbuh 14,5% pada Kuartal III-2024
Sementara itu, Bank Permata berhasil mencetak laba bersih Rp 2,8 triliun hingga kuartal III-2024. Realisasi tersebut naik 30,1% yoy.
Pertumbuhan laba ini sejalan dengan penyaluran kredit Bank Permata yang mencapai Rp 150,8 triliun atau naik 8,6% yoy.
Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah tercatat senilai Rp183,3 triliun hingga periode kuartal III-2024. Ini diiringi dengan rasio dana murah (CASA) yang terjaga di level 55,1%.
Alhasil, ada sedikit pengetatan likuiditas yang dialami bank berkode emiten BNLI ini. Rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang meningkat ke level 81,6% di bulan September 2024 dibandingkan 75,6% pada September 2023.
Meliza M. Rusli, Direktur Utama Bank Permata bilang, kinerja keuangan kuartal III-2024 yang positif ini memberikan semangat bagi Permata Bank untuk terus berkembang kuat dan tangguh di tengah ketidakpastian dalam ekonomi global dan iklim politik, ekonomi, dan sosial Indonesia yang dinamis.
"Hal ini juga tidak lepas dari komitmen dan kolaborasi yang dibangun oleh Bank Permata bersama mitra. Termasuk dengan Bangkok Bank yang telah menjadi induk usahanya beberapa tahun terakhir," katanya.
Sementara Bank BTPN Syariah mencetak laba bersih Rp771 miliar pada kuartal III-2024. Laba ini turun sekitar 23% dari realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 1 triliun.
Koreksi laba bersih selaras dengan pendapatan perusahaan yang menurun. Tercatat total pendapatan anak usaha PT Bank BTPN Tbk itu turun sekitar 5,6% ke Rp 4,06 triliun.
Di sisi lain, beban pendapatan perusahaan tercatat meningkat 1,8% menjadi Rp 2,76 triliun.
Di sisi lain, BTPN Syariah berhasil membukukan penyaluran pembiayaan mencapai Rp10,33 triliun per September 2024. Dari sisi rasio keuangan tetap kuat, tercatat Return on Asset (RoA) mencapai 6,1%. Selain itu, rasio kecukupan modal (CAR) 51,7% atau jauh di atas rata-rata industri.
"Di tengah situasi yang menantang bagi segmen ultra mikro, bank terus berusaha menciptakan stabilisasi bisnis," ujar Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad.
Fachmy bilang, kinerja bisnis perusahaan ditunjang berbagai upaya yang dilakukan BTPN Syariah untuk meningkatkan kualitas pembiayaan yang menjadi fokus bisnis, salah satunya dengan memberikan pelayanan tuntas kepada seluruh nasabah.
Baca Juga: Laba Bank Negara Indonesia (BBNI) Naik 3,52% Jadi Rp 16,3 Triliun di Kuartal III-2024
Bank lain yakni, PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) memperkirakan dapat meraih laba senilai Rp160 miliar di kuartal ketiga 2024. Capaian itu didorong oleh berbagai komponen kinerja positif di tahun ini.
Selain laba, bank asal Jepang ini juga memperkirakan kinerja penyaluran kredit bisa mencapai Rp28,1 triliun pada September 2024 ini. Hal itu didorong oleh masih tumbuhnya perekonomian dalam negeri.
Sebagai informasi, per kuartal II-2024 J Trus Bank mencatat kredit sebesar Rp 27,12 triliun per Juni 2024.
Bank ini juga mampu mempertahankan kinerja positif dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 86,49 miliar.
"Dengan performa keuangan yang kuat seperti saat ini kami percaya diri mampu menutup tahun 2024 dengan positif dan porelahan laba yang meningkat," ujar Direktur Keuangan dan Perencanaan J Trust Bank, Helmi A Hidayat.
Selanjutnya: IMF Proyeksi Rasio Utang Indonesia Naik pada 2025, Ekonom Beberkan Penyebabnya
Menarik Dibaca: Ini Penjelasan Garuda Indonesia terkait Program Seat Selection
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News