kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini strategi pendanaan multifinance untuk kejar target pembiayaan di tahun ini


Senin, 17 Februari 2020 / 15:54 WIB
Begini strategi pendanaan multifinance untuk kejar target pembiayaan di tahun ini


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance telah menyiapkan sumber pendanaan baru untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan tahun ini. Dengan sumber pendanaan tersebut diharapkan memperbaiki bisnis multifinance yang kini masih tertekan.

PT Mandiri Utama Finance (MUF) menargetkan pembiayaan tahun ini mencapai Rp 8,8 triliun atau meningkat 8,37% dari realisasi 2018 yakni Rp 8,12 triliun. Dengan target tersebut, perusahaan telah menyiapkan sumber pendanaan baru baik dari kredit executing dan joint financing.

Baca Juga: Simak strategi ekspansi grup Astra di sektor jasa keuangan tahun ini

“Sekitar Rp 4,5 triliun kami bukukan dari executing dan sisanya melalui kolaborasi dengan Bank Mandiri berbentuk pembiayaan bersama atau joint financing,” kata Accounting Finance and Budget MUF Mohammad Hilmi di Jakarta, Senin (17/2).

Tahun lalu juga masih terdapat kredit executing yang bisa digunakan untuk 2020. Executing sendiri merupakan pinjaman yang diberikan ke multifinance dan diteruskan kepada end user yakni perorangan maupun badan usaha dengan jaminan piutang usaha. Biasanya bank bertindak sebagai kreditur dan multifinance debitur.

Meski demikian perusahaan masih memantau perkembangan pasar untuk menerbitkan surat utang atau tidak tahun ini. Adapun target pembiayaan Rp 8,8 triliun masih didominasi pembiayaan motor dan mobil baru karena mempertimbangkan strategi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang selalu mengeluarkan kendaraan varian teranyar tiap tahun.

Pemain lain juga tidak mau kalah. PT Indosurya Inti Finance (Indosurya Finance) meraih pendanaan melalui agunan (secured funding) dari bank lokal maupun asing. Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung menyatakan, 100% kebutuhan pendanaan tersebut telah didapatkan dari fasilitas perbankan.

Baca Juga: Modalku incar penyaluran pembiayaan capai Rp 20 triliun

“Kami memilih pendanaan dari bank karena mempertimbangkan total biaya serta kondisi pasar saat ini,” ungkap Mulyadi.

Dibanding bank lokal, kali ini pendanaan dari bank luar negeri masih mendominasi yakni 60% dari total pendanaan. Sementara sisanya dari collecting atau pembayaran kredit nasabah tetap. Dengan pendanaan tersebut, Indosurya Finance berharap pembiayaan tahun ini tembus Rp 2,5 triliun.

Sementara PT BCA Finance akan menggunakan pinjaman dari perbankan. Untuk besarannya akan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Selain pinjaman bank, BCA Finance juga akan memanfaatkan plafon Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan III BCA Finance yang tersisa Rp 8,5 triliun.

Baca Juga: Tambah kantor cabang, Toyota Astra Financial target pembiayaan tumbuh 8% di 2020

Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan akan menerbitkan obligasi tersebut sebanyak dua kali dan untuk nilainya masih mempertimbangkan kondisi pasar. Sementara sekitar 85%-90% pendanaan dari kredit yang disalurkan melalui skema joint financing dari Bank BCA.

“Dan dari modal kami sekitar Rp 6 triliun dan outstanding obligasi Rp 1,5 triliun. Jadi kebutuhan pinjaman perusahaan tidak terlalu besar,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×