Reporter: Feri Kristianto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sebanyak 14 perusahaan asuransi sudah melaporkan rencana penambahan modal kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Namun, pihak regulator belum menjamin nasib perusahaan tersebut aman dari aturan.
Alasannya, laporan masing-masing perusahaan harus dicek ulang, untuk memastikan apakah jumlah modal perusahaan sudah di atas ketentuan syarat minimum.
Isa Rachmatarwata, Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK, menjelaskan, penambahan modal disetor belum tentu mengatrol modal sendiri sesuai ketentuan. Contohnya, modal disetor Rp 50 miliar, kemudian ada tambahan Rp 20 miliar. Logikanya berjumlah Rp 70 miliar. Namun, modal sendiri bisa kurang dari Rp 70 miliar, bila sebelumnya pernah merugi Rp 10 miliar.
"Jadinya hanya Rp 40 miliar ditambah Rp 20 miliar alias hanya Rp 60 miliar modal sendiri. Hal-hal seperti inilah yang harus kami cek kecukupan modalnya," ujar Isa, akhir pekan lalu.
Nah, dari 14 perusahaan yang menyerahkan laporan penambahan modal tunai mulai dari Rp 4,5 miliar hingga Rp 100 miliar. Terdiri atas 11 asuransi umum dan tiga asuransi jiwa. Namun, pihak regulator merahasiakan identitas perusahaan.
Isa menambahkan, satu perusahaan asuransi umum dipastikan tetap belum memenuhi kecukupan modal Rp 70 miliar. Soalnya, rencana penambahan modal hanya Rp 4,5 miliar, padahal kekurangan modalnya lebih besar dari itu.
"Mereka janji November dan Desember akan tambah modal lagi," imbuhnya. Investor baru Sementara, masih ada 17 perusahaan yang belum memutuskan penambahan modal. Rinciannya, 11 perusahaan asuransi umum dan enam asuransi jiwa. Rencananya, regulator akan mengecek kembali hingga akhir Desember nanti. Bila tidak memenuhi ketentuan akan mendapat peringatan tiga kali lalu diberi sanksi pencabutan izin.
Belakangan berhembus kabar, ada satu perusahaan asuransi jiwa yang mendapatkan investor baru dan satu asuransi umum berencana menjual saham perdana ke publik (IPO). "Kepastiannya belum ada, tapi kami beri deadline agar due diligence atau deal dengan investor," kata Isa.
Sumber KONTAN membisikkan, investor dari Korea Selatan dan Jepang paling banyak berminat masuk Indonesia. Kabarnya Hanwha Insurance dari Korea Selatan dalam proses akuisisi Multicor Life Insurance. Selain itu pengusaha lokal pun juga banyak yang berminat. Salah satu investor Jepang yang sudah masuk adalah Tokio Marine Grup, dengan mengakuisisi MAA Life Assurance senilai Rp 100 miliar pada April lalu.
Naoki Fujimoto, Direktur Teknik Tokio Marine Indonesia, bilang, sudah mendapat izin regulator. Sekarang ini pihaknya dalam proses perubahan nama menjadi Tokio Marine Life Indonesia. Manajemen menargetkan, perusahaan baru ini mendapatkan izin pada kuartal pertama tahun 2013.
Catatan saja, tahun ini perusahaan asuransi harus bermodal sendiri Rp 70 miliar. Permodalan juga harus ditambah hingga Rp 100 miliar pada akhir tahun 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News