kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Belasan multifinance tumbang di tahun ini


Kamis, 09 Desember 2021 / 17:53 WIB
Belasan multifinance tumbang di tahun ini
ILUSTRASI. OJK mencatat ada 14 multifinance yang tutup pada tahun ini.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan ketat, banyak multifinance yang tumbang di tahun ini. Sepanjang tahun 2021 ini, sudah ada 14 perusahaan pembiayaan yang tutup.

Merujuk data OJK, jumlah multifinance yang tutup sepanjang tahun ini sudah meningkat hampir dua kali lipat. Di tahun 2020, jumlah multifinance yang berkurang hanya 8 perusahaan dengan jumlah akhir perusahaan mencapai 176 perusahaan. Sementara, saat ini baru sampai Oktober 2021 saja jumlah multifinance sudah berubah menjadi 162 atau berkurang 14 perusahaan.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W Budiawan mengatakan, berkurangnya jumlah perusahaan pembiayaan dikarenakan masih adanya tren konsolidasi yang masih berlanjut sejak empat tahun terakhir.

“Dua atau tiga tahun sejak 2017, adalah periodisasi penegakan kepatuhan dimana aspek mitigasi risiko, transparansi kondisi keuangan, manajemen pembiayaan bermasalah, dan kecukupan  permodalan menjadi faktor penentu keberlanjutan usaha perusahaan pembiyaaan tersebut,” ujar Bambang kepada Kontan.co.id, Kamis (9/12).

Baca Juga: NPF multifinance terus alami tren penurunan

Menurut Bambang, hal tersebut ditambah juga dengan semakin kompetitifnya industri dan semakin selektifnya dukungan pendanaan dari sektor perbankan. Sehingga, ada inisiatif dari pemilik perusahaan pembiayaan untuk mengembalikan izin usaha.

Memang, semenjak pandemi Covid-19 ini, perbankan semakin selektif dalam memberikan pendanaan. Data OJK per Oktober 2021 mencatat pendanaan dari perbankan baik itu dari dalam maupun luar negeri masih terkontraksi mencapai 15,37% yoy atau senilai Rp 185,92 triliun.

“Diperkirakan, konsolidasi industri ini akan tetap berlanjut sampai dengan akhir tahun depan dalam jumlah yang tidak signifikan,” ujar Bambang.

Ia juga menilai, ke depan perusahaan pembiayaan ini akan lebih mendesain ekosistem mereka dengan melakukan kolaborasi berbasis digital dengan fintech lending maupun bank digital.  “Misalkan bank punya perusahaan pembiayaan, bank juga kerjasama dengan fintech. Jadi tidak dipahami jadi merger, lebih kepada kolaborasi,” imbuhnya.

Meskipun demikian, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno pun optimistis bisnis pembiayaan di tahun depan akan membaik sehingga perusahaan pembiayaan pun bisa memiliki kinerja yang positif. 

“Kalau semua mobilitas normal kembali, bisnis juga akan bertumbuh. Secara industri, kita harapkan pertumbuhannya bisa kembali ke arah positif,” ujar Suwandi. 

Memang, kalau melihat trennya, ada perbaikan dari angka kontraksi selama 3 bulan terakhir. Di Agustus 2021, kontraksi piutang pembiayaan mencapai 8,47% yoy dan di September 2021 sedikit membaik dengan turun 7,04%. Sementara di Oktober 2021, piutang pembiayaan terkontraksi 5,5% yoy.

Kata Suwandi, salah satu segmen bakal terus tumbuh yakni pembiayaan alat berat karena didorong dengan harga-harga komoditas yang terus meningkat karena alat berat digunakan untuk industri komoditas.

Baca Juga: Per Oktober 2021, piutang perusahaan pembiayaan masih terkontraksi 5,5% yoy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×