Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) mencatatkan pertumbuhan kinerja di kuartal III 2019 positif. Hal ini tercermin dari total aset yang mencapai Rp 123,6 triliun, meningkat sebesar 8,3% secara year on year (yoy).
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan pertumbuhan aset tersebut tidak terlepas dari realisasi penyaluran kredit perseroan.
Hingga kuartal III 2019, Bank BJB tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp 81,5 triliun atau tumbuh sebesar 9,8% secara yoy. Menurutnya, pencapaian tersebut lebih baik dibandingkan pada posisi kuartal sebelumnya yang tumbuh di kisaran 8,2% yoy.
Baca Juga: Dari empat bank besar, hanya BCA dan BRI asetnya naik dua digit hingga kuartal III
Selain kredit, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) juga ikut naik 10% yoy, membaik dari periode kuartal sebelumnya 7,4% yoy. Adapun, posisi DPK BJB di akhir kuartal III 2019 tercatat mencapai Rp 98,4 triliun.
Pertumbuhan DPK ini didorong dari pertumbuhan dana murah yaitu giro sebesar 10,9% yoy dan tabungan sebesar 6,9% yoy. Pertumbuhan DPK ini berada di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional sebesar 7,62% per Agustus 2019.
Lebih lanjut, Yuddy menambahkan fokus pertumbuhan perseroan tahun ini antara lain pada peningkatan fee based income (FBI). Tercatat pada kuartal III 2019 total FBI perseroan sudah mencapai Rp 249 miliar atau meningkat 13,7% secara quarter on quarter (qoq).
"Pertumbuhan fee based di kuartal III 2019 merupakan yang tertinggi sepanjang 2019," terangnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (30/10).
Pre Provisioning Operating Profit (PPOP) pada kuartal ketiga ini juga tumbuh secara kuartalan sebesar Rp 613 miliar, dibandingkan pertumbuhan pada kuartal kedua sebesar Rp 580 miliar.
Baca Juga: Revaluasi aset sebabkan total aset Bank Mandiri naik sebesar Rp 52 triliun
Di dorong dengan program efisiensi yang menekan biaya operasional sehingga dapat turun -1.3% dibandingkan dengan biaya operasional tahun lalu atau yoy.
Bank bersandi saham BJBR ini pun menyatakan total laba bersih per kuartal III 2019 mencapai Rp 1,13 triliun. Kendati demikian, Yuddy menyebut pencapaian tersebut relatif menurun dari periode kuartal III 2018 lalu yang mencapai Rp 1,34 triliun atau turun sekitar Rp 128 miliar.
Hal ini disebabkan oleh adanya alokasi beban pencadangan yang ditumpuk perseroan sejak awal kuartal I 2019 dalam rangka pemenuhan PSAK 71 di awal tahun 2020. "Di kuartal I dan II masing-masing kami buat pencadangan Rp 62 miliar dan di kuartal III agak besar mencapai Rp 161 miliar," katanya.
Meski menurun, pihaknya menyebut hal tersebut sudah sejalan dengan rencana bisnis bank (RBB) perseroan. Hingga akhir tahun 2019 ini laba diharapkan masih bisa tumbuh 7%-8% secara yoy atau menembus Rp 1,6 triliun hingga Rp 1,7 triliun.
Baca Juga: Segmen korporasi menopang pertumbuhan kredit sejumlah bank di kuartal III 2019
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya bakal mendorong pertumbuhan FBI hingga menembus target perseroan yakni Rp 850 miliar hingga Rp 1 triliun. Perseroan juga akan mendorong pertumbuhan kredit di kisaran 9,83% pada akhir tahun serta dana pihak ketiga (DPK) mencapai 10%.
"Oktober 2019 ini harapan kami laba bisa Rp 1,26 triliun sampai Rp 1,27 triliun, kemungkinan akhir tahun bisa mencapai target dengan menjaga kualitas kredit," imbuhnya. Sementara itu, dari sisi rasio kredit bermasalah (NPL) perseroan mencatat realisasi sebesar 1,75% meningkat dari periode kuartal III 2018 sebesar 1,58%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News