Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Hal ini disebabkan oleh adanya alokasi beban pencadangan yang ditumpuk perseroan sejak awal kuartal I 2019 dalam rangka pemenuhan PSAK 71 di awal tahun 2020. "Di kuartal I dan II masing-masing kami buat pencadangan Rp 62 miliar dan di kuartal III agak besar mencapai Rp 161 miliar," katanya.
Meski menurun, pihaknya menyebut hal tersebut sudah sejalan dengan rencana bisnis bank (RBB) perseroan. Hingga akhir tahun 2019 ini laba diharapkan masih bisa tumbuh 7%-8% secara yoy atau menembus Rp 1,6 triliun hingga Rp 1,7 triliun.
Baca Juga: Segmen korporasi menopang pertumbuhan kredit sejumlah bank di kuartal III 2019
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya bakal mendorong pertumbuhan FBI hingga menembus target perseroan yakni Rp 850 miliar hingga Rp 1 triliun. Perseroan juga akan mendorong pertumbuhan kredit di kisaran 9,83% pada akhir tahun serta dana pihak ketiga (DPK) mencapai 10%.
"Oktober 2019 ini harapan kami laba bisa Rp 1,26 triliun sampai Rp 1,27 triliun, kemungkinan akhir tahun bisa mencapai target dengan menjaga kualitas kredit," imbuhnya. Sementara itu, dari sisi rasio kredit bermasalah (NPL) perseroan mencatat realisasi sebesar 1,75% meningkat dari periode kuartal III 2018 sebesar 1,58%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News