Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank digital masih bekerja keras untuk menarik minat nasabah. Sebagai bank baru atau beroperasi dengan konsep baru, bank digital harus menggelontorkan biaya promosi besar agar masyarakat mau membuka rekening di bank tersebut dan selanjutnya diharapkan mau bertransaksi.
Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, biaya promosi bank digital meningkat pesat. Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menjelaskan, biaya promosi ini terkait dengan kegiatan marketing dan gimmick yang diberikan bank, bukan promo bunga dana.
Tahun ini, bank digital memang masih berlomba-lomba menawarkan bunga dana tinggi.
"Kalau bunga dana masuk dalam pos cost of fund (CoF)." katanya pada KONTAN, Rabu (9/11).
Baca Juga: Pembentukan Lembaga Penjamin Polis Butuh Waktu, Begini Respons AAUI
PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) dan PT Bank Jago Tbk tercatat jadi bank dengan biaya promosi paling tinggi sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Namun, kenaikan paling pesat ditunjukkan PT Allo Bank Indonesia Tbk dan PT Bank Aladin Syariah Tbk. Maklum, keduanya memang paling belakang meluncurkan platform digitalnya.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2022, BNC dalam sembilan bulan tahun ini sudah mengeluarkan biaya promosi Rp 270,66 miliar, naik 113% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY). Secara kinerja, bank ini masih merugi cukup besar yaitu Rp 601,17 miliar.
Sedangkan Bank Jago menanggung beban promosi Rp 126,06 miliar atau naik 120% secara YoY. Bank ini sudah berhasil mencetak untung Rp 40,57 miliar, dibandingkan rugi Rp 32,6 miliar pada tiga kuartal pertama 2021.
Adapun Bank BCA Digital membukukan kenaikan biaya promosi paling kecil yakni 16% YoY jadi Rp 92,7 miliar. Walau begitu, bank yang beroperasi lewat platform Blu ini masih rugi Rp 18,23 miliar per September 2022. Rugi itu telah melandai dari posisi yang sama tahun lalu.
Beban promosi Allo Bank mencapai Rp 90,13 miliar, naik dari 108 juta pada sembilan bulan pertama tahun 2021. Kinerja bank milik Chairul Tanjung tercatat positif dimana laba bersihnya naik dari Rp 23 miliar jadi Rp 209 miliar.
Biaya promosi Bank Aladin membengkak dari Rp 718 juta jadi Rp 10,47 miliar dan Bank Raya meningkat dari Rp 6,3 miliar ke Rp 47 miliar. Bank Aladin tercatat merugi Rp 146 miliar, sedangkan Bank Raya sudah untung Rp 32,4 miliar. Seabank yang belum merilis kinerja kuartal III mencatatkan biaya promosi Rp 18,4 miliar sepanjang semester I tahun, melonjak dari Rp 850 juta pada posisi serupa tahun lalu.
Baca Juga: Bank JTrust Teken Kerjasama Penyediaan Fasilitas KPR Proyek Shila Sawangan
Trioksa Siahaan menilai kenaikan biaya promosi merupakan hal yang wajar bagi bank menawarkan sesuai hal baru. Menurutnya, peningkatan biaya itu akan berkontribusi meningkatkan jumlah nasabah dalam jangka pendek.
Namun, itu tidak akan menjamin kualitas jumlah nasabah tersebut. Ia bilang, nasabah pasti anak menempatkan sebagian besar uangnya di bank yang dirasa lebih aman.
"Oleh karena itu, bank digital harus mencari strategi agar nasabah bisa menempatkan dana dalam jumlah besar dan memakai bank itu bertransaksi," kata Trioksa.
Tahun depan, ia memperkirakan biaya promosi masih akan naik. Sebab produk bank digital itu berkelanjutan seiring dengan perkembangan teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News