Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan perbankan untuk berebut sumber Dana Pihak Ketiga (DPK) terutama dana murah (CASA) semakin sengit dan kompetitif. Terutama untuk bank-bank yang bermodal mini, yang nampaknya harus mati-matian untuk melakukan berbagai upaya dan strategi menarik nasabah agar menyimpan dananya di bank mereka.
Belum lagi karena saat ini masyarakat memiliki berbagai pilihan instrumen investasi, alhasil perbankan juga harus bersaing dengan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel pemerintah yang tenornya makin pendek. Di sisi lain suku bunga bank-bank umum yang rendah, membuat masyarakat yang menginginkan imbal hasil tinggi enggan untuk menyimpan dananya di perbankan.
Ini semakin menambah beban kerja bagi bank-bank mini untuk mendongkrak pertumbuhan DPK terutama dana murah (CASA). Lihat saja, jika melihat data Otoritas Jasa Keuangan, simpanan masyarakat sebanyak 51,2% berada di bank kelompok KMBI 4 alias bank-bank bermodal jumbo.
Baca Juga: Dapat Insentif Likuiditas, Ruang Bank untuk Memacu Kredit Semakin Besar
Di sisi lain bank-bank mini ini juga tengah berupaya untuk menambah modal inti minimum dan terus memacu untuk masuk sistem KBMI 1 dengan modal inti minimum Rp 6 triliun. Ini menjadikan bank mini harus ekstra mendongkrak kinerjanya.
PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) misalnya, yang tengah berupaya untuk menjajaki peluang dengan menyasar komunitas-komunitas dan juga korporasi.
Direktur J Trust Bank, Widjaja Hendra mengakui, pihaknya tidak mungkin bisa bersaing dengan bank-bank besar yang sudah memiliki permodalan dan pasar yang kuat, sehingga harus terus melakukan penjajakan pada segmen-segmen tertentu, seperti menyasar komunitas dan korporasi.
"Kami akan meningkatkan komponen funding yang berorientasi pada CASA, kami masuk ke korporasi untuk menjajaki potensi CASA, kita tawarkan melalui payroll-nya, ritelnya juga kita masuk di sisi dari segmentasi, kita juga masuk ke komunitas-komunitas seperti JKT48 sebagai BA, karena mereka punya member 14 juta," kata Widjaja kepada Kontan saat Publik Expose di Jakarta, Jumat (15/9).
Baca Juga: Pembukaan Rekening Tabungan Perbankan Makin Subur
Lebih lanjut Widjaja menjelaskan strategi lainnya adalah dengan mengoptimalkan setiap cabang J Trust Bank untuk mengindentifikasi kekuatan dan potensi yang ada di kota masing-masing cabang. "Mengidentifikasi bagaimana cara kami masuk ke mereka terkait kebutuhan CASA, ini cara kami meningkatkan CASA," lanjutnya.
Di satu sisi, dari komposisi DPK J Trust Bank, deposito memang masih mendominasi simpanan yang ada, dimana dari total DPK per Juni sebesar Rp 29,24 triliun, sebanyak 13% merupakan simpanan dana murah.
Adapun target pertumbuhan DPK dapat tumbuh 20% secara tahunan hingga akhir tahun 2023, dengan komposisi CASA ditargetkan mencapai 15% dari total DPK.
Senada, PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) juga mendongkrak pertumbuhan DPK hingga akhir tahun. Jika melihat hasil kinerja DPK di semester I 2023, MNC Bank berhasil menghimpun dana sebesar Rp 12,31 triliun atau tumbuh 2,80% yoy. Komposisi DPK ini terutama didorong oleh himpunan dana murah yakni tabungan yang meningkat 20,93% yoy menjadi Rp 2,05 triliun.
Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna menyampaikan optimismenya untuk dapat mencapai target DPK sebesar Rp 14 triliun hingga akhir tahun 2023.
Adapun upaya dan strategi bersaing yang dilakukan MNC Bank untuk meningkatkan dana murah (CASA) adalah melalui MotionBank, yakni aplikasi layanan perbankan digital yang diharapkan mampu mendongkrak peningkatan dana murah.
Baca Juga: Bank Gencar Tambah Modal Lewat Rights Issue, Ini Kata Analis
"MotionBank memberikan pengalaman perbankan yang lebih baik dan lebih mudah karena adanya digital onboarding dengan e-kyc sehingga pembukaan rekening tabungan bisa dilakukan dengan mudah, cepat dan aman," kata Rita kepada Kontan, Jumat (15/9).
Rita merinci, MotionBank dilengkapi dengan fitur-fitur transaksi terkini dan berbagai promo menarik yang dapat diakses kapan saja untuk memudahkan bertransaksi.
Strategi lainnya adalah dengan terus meningkatkan sinergi dengan ekosistem MNC Group dan melakukan perluasan ekosistem digital dengan menggandeng mitra-mitra terbaik seperti BP Jamsostek, Taspen hingga Indomaret.
"Selain itu, secara berkala MNC Bank terus melakukan pembaruan terhadap program promo simpanan di MNC Bank, sebut saja program Tabungan Dahsyat Bundling, Tabungan Dahsyat Berhadiah, hingga program referral," kata Rita.
Baca Juga: Rights Issue Bank Swasta Semarak Tahun Ini, Mana yang Menarik Sahamnya?
Sementara itu PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) juga terus berupaya mendorong pertumbuhan DPK dengan meningkatkan CASA.
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan salah satu strategi yang dilakukan untuk mendorong kinerja CASA adalah dengan menawarkan suku bunga yang kompetitif dan menjaga tingkat biaya bunga yang optimal.
Ia bilang penentuan suku bunga simpanan Bank Raya memperhatikan tren suku bunga dan kondisi persaingan di pasar, dengan dilakukan review secara berkala.
Baca Juga: Saham BBRI Diproyeksi Terus Naik, Ini Sebabnya
Jika melihat hasil kinerja Bank Raya pada Juni lalu, total simpanan nasabah tercatat sebesar Rp 8,2 triliun, turun 28,76% yoy. Simpanan deposito masih mendominasi himpunan DPK Bank Raya per Juni 2023 yakni senilai Rp6,23 triliun atau sebesar 75,98% dari total DPK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News