kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,05   4,30   0.48%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beri Panduan kepada Nasabah, Standard Chartered Gelar World of Wealth 2023


Rabu, 08 Maret 2023 / 16:26 WIB
Beri Panduan kepada Nasabah, Standard Chartered Gelar World of Wealth 2023
ILUSTRASI. Standard Chartered Gelar World of Wealth 2023.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Standard Chartered kembali menggelar ajang tahunan World of Wealth (WOW) yang ke-19. Acara tahun ini bertema “Accelerating to Blue and Green” dan diadakan secara hybrid di Jakarta dan lima kota lainnya secara online yakni Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan Makassar.

World of Wealth 2023 dipersembahkan untuk nasabah Priority & Priority Private Standard Chartered guna memberikan rujukan dan informasi terkini untuk memperluas wawasan nasabah dalam membuat keputusan investasi, pengelolaan kekayaan, dan arahan kebijakan perusahaan milik para nasabah. Turut hadir untuk memberikan keynote speech dalam acara ini, adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara.

Pentingnya kesadaran masyarakat dalam melakukan investasi pada aspek keberlanjutan menjadi salah satu faktor pemilihan tema “Accelerating to Blue and Green”. Apabila sudah banyak anggota masyarakat yang kini lebih peka terhadap pentingnya green economy, Standard Chartered juga bermaksud untuk lebih memperkenalkan aspek blue economy, yang khususnya sangat berpotensial di Indonesia, dimana 65% total luas negara berupa lautan.

Manfaat dari pengembangan blue economy adalah kelestarian keanekaragaman hayati laut dan ekosistem laut dan pesisir, serta mata pencaharian yang berkelanjutan, utamanya bagi masyarakat pesisir.

Baca Juga: Dekati Konsumen, Bank Sinarmas Syariah Relokasi Kantor Cabang Bandung

Lebih lanjut, para nasabah juga mendapatkan pandangan berharga dari ekonom Standard Chartered, analis politik independen kenamaan, serta perwakilan berbagai manajer investasi terkemuka dan para pelaku bisnis ternama. Mereka berbagi pandangan terkait proyeksi perkembangan di bidang ekonomi dan politik, tren perkembangan green and blue investment, serta peluang-peluang bisnis dan investasi apa saja yang menarik di tahun ini.

Jeffrey Tan, Head of Consumer, Private and Business Banking Standard Chartered Indonesia, mengatakan pihaknya sangat senang dapat kembali mengadakan ajang World of Wealth yang ke-19.

"Melalui ajang ini, kami berharap untuk menyampaikan informasi seputar tren pasar dan bisnis terkini yang akan membantu para klien kami melewati masa-masa yang tidak pasti," kata dia dalam keterangannya, Rabu (8/3).

Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan, kolaborasi dan sinergi semua pihak sangat penting dalam menghadapi berbagai risiko dan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3% di tahun 2023. 

"Terutama karena kami melihat masih ada ruang untuk mendorong konsumsi dan investasi yang bersumber dari tabungan rumah tangga (menengah atas) dan korporasi, yang meningkat di signifikan di masa pandemi tetapi belum dioptimalkan kembali untuk ekspansi dan belanja pasca penghentian PPKM saat ini. Target investasi penanaman modal untuk mencapai target Rp 1.400 triliun di 2023, dan Rp 1.650 triliun di 2024," jelasnya. 

Dalam jangka menengah panjang, lanjut Airlangga, pemerintah akan terus mendorong kebijakan ekonomi transformatif. Kebijakan tersebut diantaranya kebijakan hilirisasi SDA, transisi energi, pengembangan SDM, dan pembangunan infrastruktur, termasuk Ibu Kota Negara (IKN).

Sementara, Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara, dalam sambutannya memaparkan, memasuki dua bulan pertama di 2023, pihaknya akan terus menjaga kondisi perekonomian dari sisi APBN dan mendorong percepatan dari kegiatan ekonomi di seluruh Indonesia. 

“Tahun ini akan menjadi momentum tahun pemulihan dengan target pertumbuhan ekonomi di atas 5% dan terkait dengan inflasi meskipun sekarang 5,5% tetapi pada saatnya akan menurun 3,6%. Ini menjadi suatu kombinasi perekonomian yang akan memperkuat daya tahan Indonesia di tengah kondisi global yang masih akan tetap challenging,” ujar Suahasil Nazara. 

Dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi, lanjut Suahasil, Indonesia perlu mendorong potensi pertumbuhan ekonomi baru. 

Baca Juga: Setelah Akuisisi, Astra Financial Berencana Luncurkan Bank Digital Jasa Jakarta

“Sebagai negara kepulauan yang memiliki hutan dan area lautan yang sangat besar, Indonesia memiliki potensi menjaga dunia dari perubahan iklim global. Untuk berkontribusi menangani perubahan iklim, Indonesia membutuhkan dana sekitar 4.002,44 triliun dalam waktu 10 tahun untuk memenuhi target NDC pengurangan emisi sebesar 29%. Ini harus ditanggung bersama, kontribusi dari seluruh pihak baik Pemerintah, Swasta, Masyarakat dan dari keseluruhan perekonomian,” tambah Suahasil.

Selain pembahasan mengenai ekonomi biru dan hijau, salah satu topik pembahasan dalam acara kali ini adalah mengenai legacy planning sebagai bagian dari kegiatan investasi. Merujuk pada laporan Wealth Expectancy Report 2022,sebanyak 65% investor lebih aktif mengelola kekayaan mereka dan mengubah strategi investasi mereka, mengingat tantangan ekonomi saat ini. 

Laporan ini merupakan hasil survei terhadap lebih dari 14.000 responden (termasuk sekitar 1.500 investor dari Indonesia) di 14 pasar pertumbuhan di seluruh Asia, Afrika dan Timur Tengah. Di Indonesia, sebanyak 93% dari responden mengaku telah menetapkan tujuan investasi baru selama 18 bulan terakhir, dan hanya 7% mengatakan bahwa mereka belum melakukan hal tersebut.

Laporan Wealth Expectancy Report ini juga kembali menitikberatkan pentingnya investasi pada aspek keberlanjutan (sustainable investment). Sekitar setengah dari investor yang disurvei memegang beberapa bentuk investasi ESG, dengan 52% mengharapkan untuk meningkatkan investasi berkelanjutan mereka di tahun 2023. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×