kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: Bisnis uang elektronik harus berizin!


Minggu, 08 Oktober 2017 / 11:55 WIB
BI: Bisnis uang elektronik harus berizin!


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengingatkan pebisnis uang elektronik bahwa sebelum operasional harus mendapatkan izin dulu dari regulator. Jika melanggar, regulator tak segan untuk membekukan beberapa fitur yang ada seperti fasilitas isi ulang.

Pembekuan fitur ini akan dicabut setelah perusahaan uang elektronik tersebut memenuhi persyaratan dan mendapatkan izin dari BI.

Agus Martowardojo, Gubernur BI bilang, pebisnis uang elektronik yang sudah menghimpun dana masyarakat di atas Rp 1 miliar wajib memiliki izin. "Walaupun uang elektronik tersebut hanya digunakan bertransaksi di sistem sendiri atau on us tetap harus ada izin," kata Agus, Jumat (6/10).

Memang menurut Agus, jika dana yang ada dalam uang elektronik di bawah Rp 1 miliar, BI masih membebaskan pebisnis uang elektronik untuk tidak mendapatkan izin.

Berdasarkan catatan KONTAN, BI telah membekukan beberapa fitur uang elektronik dari Paytren, Tokocash, Bukadompet dan Shopeepay.

Hal ini menurut Agus agar pemain uang elektronik memenuhi aspek perlindungan konsumen. Selan itu ini, agar pemain uang elektronik tertib dan mematuhi aturan yang berlaku sesuai peraturan BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×