kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

BI dan OJK kompak menurunkan proyeksi kredit 2019


Kamis, 21 November 2019 / 20:34 WIB
BI dan OJK kompak menurunkan proyeksi kredit 2019
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo dan para deputi gubernur dalam konferensi pers hasil RDG November 2019 di Bank Indonesia, Kamis (21/11). Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan kredit perbankan di 2019 hanya akan tumbuh sebesar 8% secara year on year.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tampaknya, laju pertumbuhan kredit di pengujung tahun 2019 ini tidak sesuai dengan prediksi di awal tahun. Lihat saja, Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan kredit perbankan di 2019 hanya akan tumbuh sebesar 8% secara year on year (yoy). Proyeksi yang sama juga terjadi untuk pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8%.

Meski begitu, dalam siaran pers, Kamis (21/11), bank sentral menyebut stabilitas sistem keuangan tetap terjaga. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal atawa capital adequacy ratio (CAR) perbankan September 2019 yang tinggi yakni 23,19%, dan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) yang tetap rendah yakni 2,66% (gross) atau 1,18% (net).

Baca Juga: BI optimistis masih ada ruang untuk kebijakan akomodatif lainnya

Namun, proyeksi satu digit BI di 2019 muncul dari melambatnya kredit di akhir September 2019. Mengacu pada hitung-hitungan BI, pertumbuhan kredit melambat dari 8,59% yoy di Agustus 2019 menjadi 7,89% per September 2019. "Terutama dipengaruhi permintaan kredit korporasi yang belum kuat," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (21/11).

Sementara itu, DPK pada September 2019 tercatat hanya sebesar 7,47% yoy, menurun dibandingkan dengan pertumbuhan Agustus 2019 sebesar 7,62% yoy. Proyeksi pertumbuhan kredit dan DPK oleh bank sentral hanya 8% menurun dari proyeksi RDG sebelumnya yang di kisaran 10%-12% pada 2019 untuk kredit dan 7%-9% untuk DPK.

Baca Juga: Turunkan GWM rupiah, BI: Bisa tambah likuiditas bank hingga Rp 26 triliun

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menurunkan prediksi pertumbuhan kredit dan DPK. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebut dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (18/11) tahun ini kredit akan tumbuh di level 8%-10%. Menurun dari proyeksi sebelumnya yang berada pada kisaran 9%-11%.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro menyebut, hal tersebut memang sudah sesuai dengan kondisi ekonomi saat ini. Bank Mandiri memprediksi kredit hanya di kisaran 9% dan 8% untuk DPK di tahun ini.

Baca Juga: Penyaluran kredit masih lemah, BI: Permintaan dari korporasi masih belum kuat

Meski begitu, di tahun 2020 pertumbuhan kredit akan kembali naik sejalan dengan stimulus lewat kebijakan makroprudensial bank sentral. "Tahun depan proyeksi kami kredit 10% dan DPK 8,5%," kata Andry, Kamis (21/11).

Adapun, sektor yang masih akan menopang kredit di tahun depan masih sama menurutnya yaitu proyek pemerintah, konstruksi dan industri barang konsumsi (fast moving consumer goods).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×